Mohon tunggu...
Shri Werdhaning Ayu
Shri Werdhaning Ayu Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Brang Wetan

Anak Lumajang yang lahir di Bumi Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Kutai, Lokasi Ibu Kota Indonesia Baru, dalam Konteks Ilmu Sejarah

26 Agustus 2019   21:51 Diperbarui: 27 Agustus 2019   05:31 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(3) Kutai merupakan satu-satunya kerajaan yang mencatat nama pendahulu mereka dengan menggunakan nama yang belum mendapat pengaruh dari bangsa-bangsa asing,

(4) Dalam salah satu prasastinya, dituliskan bahwa raja Mulawarman mengalahkan raja-raja yang lain di medang perang, hal ini dapat dikatakan menjadi salah satu catatan tertua tentang upaya menyatukan wilayah-wilayah di bawah kekuasaan raja yang lain untuk dijadikan satu dalam wilayah kerajaan Kutai.

Mungkin saja, dalam perpindahan ini, Presiden Joko Widodo ingin mengingatkan kita semua pada akar sejarah negeri-negeri yang terlupakan yang sekarang menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejarah Kutai memberikan contoh kepada kita, bagaimana seorang Kundungga yang masih menggunakan nama Indonesia asli, dipertahankan nama aslinya oleh anak cucunya meskipun mereka sudah menggunakan nama yang terkena pengaruh dari India.

Sejarah Kutai memberikan contoh kepada kita bahwa dari masa-masa yang lampau, untuk menyatukan wilayah-wilayah dibawah panji bendera yang sama harus dilalui dengan luka peperangan. Maka hargailah perdamaian dalam persatuan NKRI ini yang telah dibayar dengan nyawa jutaan pahlawan di medan perang. Jika kau tau perang itu menyakitkan, maka hindari, jangan justru menabur benih api.

Sudah pahamkah kalian pada pesan tersirat yang aku tuliskan? Jika belum, maka inilah intinya. Indonesia yang dulunya masuk dalam Kepulauan Nusantara, sudah terbiasa dengan interaksi dan dipengaruhi oleh budaya bangsa-bangsa asing. Tetapi janganlah ketika kita sudah bersentuhan dengan budaya bangsa lain, kemudian kita melupakan budaya bangsa kita sendiri. Contohlah apa yang dilakukan oleh Mulawarman itu.

Negeri ini sejak jaman dulu sudah mengalami pertempuran soal perebutan wilayah kekuasaan. Dan pertempuran itu berdarah-darah. Tidak ada namanya bertempur dalam damai. Jika kalian sudah tau bahwa apa yang dinamakan perebutan kekuasaan dengan menggunakan perang itu buruk, maka janganlah memulai perpecahan.

Sudah bagus negeri ini hidup damai dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apa kalian mau mengulangi apa yang dilakukan Raja Mulawarman, menakhlukan raja lain di medan perang? Kalian mau perang? Peranglah sendiri, di tanah kalian sendiri, berdarahlah sendiri, jangan ajak orang lain.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun