Mohon tunggu...
Wulan Ari Ningsih
Wulan Ari Ningsih Mohon Tunggu... Seniman - Dancer - Listener

A traditional dancer from Indonesia and love mountain-beach-sun

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Orang Jakarta ke Wae Rebo

8 Juni 2021   13:26 Diperbarui: 8 Juni 2021   15:00 2407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya di depan rumah adat Wae Rebo (dokpri)

Setelah itu, kami menuju Rumah Utama untuk mengikuti rangkaian upacara penyambutan. Kami disambut oleh Bapak Benjamin dan di alih bahasakan oleh abang Lian penduduk asli Wae Rebo. 

Kami disuguhkan dengan kopi asli Wae Rebo, sangat nikmat sambil memandangi rumah-rumah adat yang tersusun secara setengah melingkar menghadap pemakaman di atas bukit.

Kampung Adat Wae Rebo (Diambil dari kamera telepon genggam) Dokpri
Kampung Adat Wae Rebo (Diambil dari kamera telepon genggam) Dokpri

Jika kalian hendak bermalam di desa Wae Rebo, kalian harus membayar uang penginapan sebesar Rp. 325,000/orang/malam (sudah dapat makan)

Sekilas sejarah  tentang Wae Rebo

Kampung adat Wae Rebo sudah ada sejak 1.200 tahun silam. Waktu kami berkunjung, penduduk Wae Rebo  di sana merupakan generasi ke 20, 1 generasi sama dengan 60 tahun.  

Rumah adat ini berbentuk kerucut yang dikenal sebagai Rumah Adat Mbaru Niang. rumah adat di Ddsa Wae Rebo hanya berjumlah 7 rumah dengan 1 rumah utama sebagai rumah penyambutan untuk para tamu yang berwisata ke Wae Rebo. 

Terdapat 8 Kepala Keluarga di rumah utama, dan 6 Kepala Keluarga di 6 rumah lainnya. Tahun baru di desa Wae Rebo diadakan setiap tahun sekitar tanggal 15-17 November, biasanya terdapat tarian adat, musik, dan berbagai acara menarik lainnya. 

Seperti yang saya tulis sebelumnya, sebelum kami memasuki desa kami diwajibkan untuk memukul kentongan sebagai pertanda ada tamu yang datang. 

Setelah itu, kami tidak boleh mengambil gambar/video sebelum kami melakukan ritual di rumah utama. Di rumah utama, kami disambut oleh Bapak Benjamin dan Abang Lian sebagai penerjemah. 

Dalam ritual, kami juga dibacakan doa agar kami selamat dan aman selama berada di Kampung Adat Wae Rebo. Selesai ritual di rumah utama, kami resmi menjadi masyarakat Wae Rebo selama kami ada di sana.

Barang wajib yang harus dibawa ke Wae Rebo:

1. Sepatu/sandal gunung

2. Powerbank

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun