Mohon tunggu...
wulan alfitiana
wulan alfitiana Mohon Tunggu... Guru - SMPN 3 Pakuhaji

Saya seorang guru di pesisir pantai utara kabupaten Tangerang. tentunya memberikan pembelajaran yang terbaik untuk peserta didik adalah hal yang meyenangkan yang akan terus saya lakukan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perubahan Kecil dari Guru Pesisir

5 Juli 2022   22:40 Diperbarui: 5 Juli 2022   23:07 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berangkat dari sebuah tekat mengasah diri, tidak terbayangkan akan berada di titik ini. Sepenggal kisah perjuangan menjadi seorang guru di ujung pesisir utara. Bermula dari pandemi covid-19 ketika itu saya merasa bosan menghadapi situasi yang monoton di sekolah

Sekolah sepi tanpa seorang guru dan murid yang saling berinteraksi. Ketika itu menghadapi pilihan menikmati keadaan tersebut dengan santai atau bergerak melakukan sesuatu diluar zona nyaman yang kita hadapi. Dari situ saya memilih untuk keluar dari zona nyaman dengan mengikuti seleksi program guru penggerak 9 bulan lamanya. Setelah mengikuti seleksi saya dinyatakan lulus untuk mengikuti program pelatihan selama 9 bulan.

Saya yang merasa bukan siapa-siapa di sekolah dan tidak bisa berbuat apa-apa di sekolah Ketika bergabung dengan teman-teman di guru penggerak saya seperti mendapatkan cas semangat yang luar biasa, pola pikir saya menjadi berubah, sekarang saya merasa  dapat melakukan apapun itu tanpa harus merasa “saya bukan siapa-siapa”.

Saya bisa bergerak melakukan perubahan terhadap diri saya dahulu. Ketika diri kita sudah berubah pola pikir maka tidak adalagi melihat sesuatu berbasis masalah, kita harus memulai sesuatu dengan berbasis asset atau apa hal-hal yang kita miliki untuk kemudian kita kembangkan pemanfaatannya.

Saya melihat sekolah saya memiliki banyak guru-guru muda yang tentunya mereka lebih mudah menerima inovasi dan perubahan, serta cenderung lebih bersedia menambah wawasan pembelajaran. Itu adalah modal yang baik untuk melakukan perubahan di sekolah. 

Saya memulai dengan membuat komunitas praktisi di sekolah dengan komunitas ini saya dan teman-teman memiliki forum untuk berdiskusi tentang berbagai hal terutama tentang keadaan murid pasca pandemi covid 19. Kita dihadapkan murid yang pasif dan menurun drastis tingkat kepercayaan dirinya. Dari diskusi tersebut maka kita sepakat untuk membangun program ekstrakulikuler sekolah.

Koordinasi dan kerjasama dengan pihak kepala sekolah serta kurikulum membuat kita meluncurkan tiga ekstrakulikuler baru di sekolah yaitu mading, paduan suara, dan English club. 

Dibeberapa sekolah ekstrakurikuler ini mungkin sudah tetapi untuk di sekolah kami ini merupakan hal yang baru untuk mereka kenal. Dari tiga ekstrakurikuler ini kami sebagai guru pendamping sangat aktif membangun sisi kreatif dan rasa percaya diri murid.

 Hal ini perlahan membuahkan hasil murid mulai tidak pasif di kelas, siap untuk menyampaikan berpendapat dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. 

Selain itu dari kegiatan ekstrakurikuler ini murid mulai berpartisipasi aktif dalam kegiatan perlombaan LFS2N dari tim mading mengirimkan lomba poster digital, paduan suara mengirimkan Solo vokal dan dari English Club mengirimkan story telling kegiatan ini tentunya menambah kepercayaan diri mereka untuk terus mengasah karakter profil pelajar Pancasila. 

Tidak perlu menunggu untuk melakukan perubahan kita bisa melakukannya dari hal yang paling terkecil. Yakinlah perubahan terkecil itu akan memberikan perubahan yang besar untuk murid kita dan tentunya keberlangsungan pendidikan di Indonesia.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun