Mohon tunggu...
Wothson Sinaga
Wothson Sinaga Mohon Tunggu... profesional -

..just an ordinary man. try to be humble n make positive things arround.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pria dan Generasi Bangsa

2 Juli 2011   12:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:59 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pria adalah seorang pribadi yang dituntut menjadi pemimpin yang berkarakter dan mendidik para generasinya untuk menjadi yang terbaik pula. Tak lupa juga, Wanita adalah seorang penolong yang dianugerahkan buat para pria untuk membantu pria memaksimalkan potensinya dan untuk melahirkan generasi penerus yang baik dan berkualitas. Itulah sebabnya, kalau kasih orang tua terutama kasih bapak terhadap anaknya sudah mulai terabaikan, jangan heran ada begitu banyak dampak negatif yang boleh terjadi. Anak-anak akan menjadi terabaikan, narkoba akan marak, broken home, seks bebas dan lainnya menjadi dampak dari kasih sayang yang terabaikan tersebut.

Tahukah kita bahwa hampir semua penyakit sosial yang ada di masyarakat merupakan kegagalan para pria untuk tetap pada posisinya sebagai pria..? walau tidak bisa di pungkiri bahwa faktor lain juga bisa mempengaruhinya, seperti, lingkungan, kondisi sosial dst.

Tampuk kepemimpinan itu ada pada kepala keluarga, yakni sesosok bapak. Segala sesuatu yang terjadi dalam sebuah rumahtangga merupakan tanggungjawab orang tua dengan pria sebagai penanggungjawab penuh. Apabila terjadi sesuatu hal dalam keluarga, maka si pria akan langsung berada pada barisan terdepan untuk siap mempertahankan dan membela keluarga walau dalam kondisi yang sangat getir sekalipun.

Tanggung jawab penuh dalam keluarga cukup banyak cakupannya, tidak hanya sebatas sandang, pangan dan papan saja. Lebih dari sekedar kebutuhan tersebut untuk dapat menghasilkan generasi dengan karakter yang terbaik. Karena dalam mendidik calon generasi bangsa yang berkualitas butuh waktu dan proses yang panjang. Kebutuhan yang kelihatan jasmania hanyalah pendukung. Itulah mengapa banyak keluarga yang mungkin kaya namun tak pernah ada waktu untuk sharing dan berbagi cerita, atau bisa dikatakan perhatian orang tua mulai longgar. Hal ini mengakibatkan longgarnya hubungan antar anak dengan orang tua yang berakibat negatif.

Justru ada juga keluarga yang sederhana, namun malah tidak melupakan prioritas kebutuhan kasih sayang dan perhatian selain kebutuhan jasmania. Walau dalam bentuk pas-pasan namun dilengkapi dengan saat-saat bersama keluarga lebih banyak. Misalnya saja sering berkumpul saat nonton d ruang keluarga atau selalu makan bersama sesering mungkin. Hal seperti itu dapat menjaga hubungan antara orang tua dan anak tetap lebih baik. Sehingga anak tidak menjadi kekurangan dan berpikir dua kali untuk mencari kesenangan lain di luar sana.

Dari semua paparan tersebut, perlu diingat kembali bahwa peran pria atau bapak sangatlah penting, karena sesosok bapaklah yang memegang akses kendali seutuhnya dalam keluarga, kedua baru wanita atau ibu.

Akibat dari kegagalan seorang pria

Dalam keyakinan yang saya yakini, Kristen, mengatakan bahwa pria adalah Imam dimana pun dia berada. Oleh sebab itu pengertiannya sangat jelas, bahwa apabila imam itu gagal maka semua yang berhubungan dengannya kemungkinan besar gagal. Kegagalan pria dalam eksistensinya akan mengakibatkan banyak hal yang sering kita dengar dalam berita belakangan ini. seperti, karena pria tak bisa dengan cerdas dan tegas mengayomi keluarga maka terjadilah pertikaian yang mengakibatkan perbedaan pendapat antara si pria (bapak) dengan si wanita (ibu) dan berimbas pada keutuhan rumah tangga dan juga anak.

Nah, apakah anak-anak tidak mampu berpikir dan bertindak dengan pengaruh seperti itu…? merasa tak diperdulikan lagi kebanyakan para anak akan mencari kenikmatan dan perhatian di luar sana. Ada yang bergaul bebas demi sebuah perhatian, ada anak yang merasa kurang disayangi ayahnya mencari kasih sayang di luar melalui pacaran atau bahkan melalui hubungan dengan pria dewasa. Seorang anak lelaki karena kurang kasih sayang dari ayahnya, akan bertindak sesuka hatinya, menyadari sang ayah juga tak pernah punya awktu untuknya bahkan tidak untuk kata-kata bijak ataupun didikan darinya untuk menjadi pria bertanggung jawab.

Seperti sebuah rotasi, maka dampak-dampak seperti ini akan berputar tak hentinya selama para ayah atau pria tetap bertindak sebagaimana pria sejati semestinya. Bertanggung jawab, tegas, pemimpin, kasih sayang sudah mencakup kebutuhan para calon generasi bangsa untuk siap menjadi pria sejati lainnya dan menjadi tunas bagi keluarganya kelak atau bahkan tunas bagi negeri ini.

Wothson

Seorang pria yang belajar dan menikmati hidup

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun