Mohon tunggu...
Woro seto
Woro seto Mohon Tunggu... Jurnalis - menulis apa saja yang disuka

Konten kreator, Pengusaha kecil, suka nulis hal receh dan pengamat sosmed

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Virus Corona, Menkes Harus Belajar Komunikasi Publik

3 Maret 2020   16:34 Diperbarui: 3 Maret 2020   23:17 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menkes Terawan. Sumber: Kompas.com

Gaya komunikasi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat menyampaikan perkembangan kasus virus corona di Indonesia selalu menjadi sorotan.

Dari menyalahkan masyarakat yang membeli masker, hingga menyebut kasus flu lebih mematikan dari virus corona. Bahkan Menkes terang-terangan menyebut masyarakat Indonesia tak takut akan difteri.

"Masyarakat Depok dan wartawan siapa takut. Yang penting lakukan tindakan hidup sehat. Kita semua lakukan seperti biasa, apa yang berbeda, enggak ada. Difteri yang begitu hebat saja kita enggak ada takutnya. Apalagi ini corona," kata Terawan.

Tak hanya itu Menkes juga menegaskan agar tidak perlu mengenakan masker. Menurut Menkes Terawan, organisasi kesehatan dunia WHO juga hanya menyarankan penggunaan masker untuk orang sakit.

"Yang sehat nggak usah pakai (masker). Percuma juga. Kalau yang sehat pakai (masker) juga percuma. Dia nanti pegang-pegang, tangannya, dan sebagainya. Tetap saja bisa kena. Daripada itu (pakai masker) mending dia yang menjauhi orang sakit. Yang sakit menutup diri," katanya

Seharusnya Menteri kesehatan memberikan dukungan kepada masyarakat yang melakukan pencegahan yang terbaik. Enggak salah kok kalau masyarakat memburu masker demi melindungi diri dan keluarga agar tidak terinfeksi virus corona. Sebaiknya pemerintah tidak melarang masyakarat membeli masker, lebih baik pemerintah mengatur regulasi peredaran masker sekaligus mengatur harga masker di pasaran agar tidak mencecik masyarakat.

Akan lebih baik pemerintah menyalurkan masker dan Hand Sanitizers untuk dibagikan kepada masyarakat melalui puskesmas atau disalurkan di masing-masing RT.  Rakyat itu butuh aksi nyata yang berdampak bagi kelangsungan hidup. Bukannya mencegah lebih baik daripada mengobati?

Iya kami paham, pemerintah sudah melakukan aksi nyata bagi korban yang sudah positif corona? Tapi masyarakat yang belum ini juga butuh perhatian, bukan hanya sekedar informasi atau bahkan disalahkan oleh Menkes karena beli masker. "Salahmu sendiri kok beli." Ya kami butuh kehadiran pemerintah, seharusnya kebutuhan akan masker ini segera direspons oleh pemerintah, bukan malah menyalahkan masyarakat.

Begini nih, jika masyarakat sudah panik tentang virus corona, orang-orang akan berbondong membeli masker dan Hand Sanitizers. Ya kalau orang kaya mah gampang tinggal borong. Gimana orang miskin? boro-boro beli masker dan Hand Sanitizers, buat beli makan aja sudah syukur banget. Terlebih harga masker dan Hand Sanitizers yang di luar nalar. Gila-gilaan. Pemerintah harus turun tangan.

Sudah berkali-kali gaya komunikasi Menkes menambah resah tidak menenangkan.  Soal kecerdasan dunia kesehatan, tidak perlu diragukan. Namun, ketika menjadi pejabat sekelas menteri, maka seharusnya gaya komunikasi publik perlu belajar lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun