Mohon tunggu...
cunda baya
cunda baya Mohon Tunggu... -

hanya melepas uneg uneg

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Miras Oplosan

23 April 2018   11:43 Diperbarui: 23 April 2018   11:51 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya pribadi kurang setuju kalau kepolisian jor joran mengurusi masalah miras oplosan ini.. bukan apa.. memang korbannya sudah ratusan orang.. tapi kan mereka sendiri yang menginginkan kematian itu.. dalam artian.. secara sadar para korban itu tahu akibat dari mengkonsumsi minuman keras adalah kematian baik langsung ataupun sakit menahun terlebih dahulu. Secara sadar para penikmat miras tahu kalau minuman itu akan berakibat tidak baik bagi tubuhnya.. jadi..kalau mereka sudah tahu itu buruk trus masih dilakukan..ya terima aja akibatnya..

Saya justru ingin kepolisian lebih jor joran menangkap produsen makanan yang memakai formalin, boraxs dan jenis lain yang dimasukkan ke makanan. Kenapa? karena konsumen membeli makanan itu supaya sehat,supaya punya energi.. tapi konsumen tertipu oleh para produsen itu..karena bukan sehat yang mereka dpatkan melainkan timbulnya berbagai macam penyakit akibat pemakaian bahan bahan berbahaya tersebut.

Sekali lagi saya bukan tidak simpati pada keluarga korban miras oplosan itu.. tapi saya lebih simpati kepada para korban makanan tidak tahu menahu bahwa apa yang dikonsumsinya akan berakibat buruk baginya dimasa mendatang.

Kesimpulannya begini..Kalau penikmat miras (baik oplosan atau bukan) menyadari kesalahannya.. maka tidak akan ada orang berjualan mras lagi.. tapi kalau  produsen makanan berformalin dan sejenisnya..tidak kan pernah hilang kalau kepolisian tidak mengusutnya secara tuntas..karena pembeli makanan tidak tahu makanan yan dikonsumsinya mengandung bahan berbahaya atau tidak..

Mohon kepolisian bisa merubah skala prioritasnya..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun