Mohon tunggu...
Pius Sujarno
Pius Sujarno Mohon Tunggu... fulltimer blogger -

hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Misteri Siluet Merah dan Garuda Tinggal Kepala

7 Juni 2014   05:47 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:53 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14020693021311469687

“Siluet merah itu....” Begitu status facebook teman saya, jauh hari sebelum siluet Garuda Pancasila berwarna merah di dada kanan Prabowo-Hatta menjadi polemik. Status itu sepertinya banyak yang menganggap tidak ada artinya sehingga tidak satupun komentar muncul di sana. Mungkin teman saya itu gemas,  mengapa tidak ada yang berkomentar pada statusnya yang jenius itu, akhirnya dia komentari sendiri status itu: “Siluet kok merah... kan harusnya hitam..?!”

Saya senyum-senyum saja dalam hati. Belakangan saya baru menyadari kepekaan teman saya itu dalam membaca tanda. Sayangnya dia tidak (berani/mau) menunjuk langsung siluet apa yang dia maksud, jadi saya yang biasanya tukang komentar tidak berkomentar apapun.

Logo atau lambang adalah bahasa simbol. Selain menunjukkan identitas, logo atau lambang tentu juga mempunyai makna. Bukan hanya nilai estetika, tetapi filosofi kejatidirian dikandung di sana. Saya mencoba berbaik sangka dengan siluet merah. Prabowo adalah seorang tentara. Kecintaannya pada tanah air Indonesia mungkin teramat besar sehingga selalu menjadikan garuda sebagai simbolisasi kediriannya. Lihat saja, logo partainya adalah garuda. Bukankah siluet merah itu adalah bayangan dari Garuda Pancasila? Apakah melanggar Undang-Undang atau tidak, menurut saya tidak penting. Yang penting niatnya bukan untuk kejahatan, bukan untuk pelecehan, tetapi sebuah kebanggan. Beres kan?

Dalam percakapan ringan dengan teman saya yang lain, teman saya tanya, kenapa logo Partai Gerindra hanya kepala burung? Kenapa tidak burung yang utuh? Kan lebih gagah kalau burung garuda lengkap dengan seluruh badannya? Saya menjawabnya, itu mungkin masalah teknis menggambarnya saja biar mudah. Teman saya masih belum puas. Ia menduga kemungkinan ada semacam pesan tersendiri yang harus kita tafsirkan. Mungkin ada perlambang yang tersirat yang harus dicermati.

“Sudahlah, urus sendiri pertanyaanmu tentang kepala burung itu.” Jawabku.

Tapi diskusi abal-abal itu akhirnya menyita pikiranku juga. Saya juga jadi ikutan berpikir. Logo adalah tanda. Tanda adalah isyarat. Garuda Pancasila tapi penuh warna merah. Merah adalah darah. Apa ini pertanda Pancasila berlumur darah? Wah, ini adalah pertanda prahara...!!! Apa ada kaitannya dengan Garuda yang terpenggal lehernya...???

Hmmm... kok jadi horor ya...?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun