Mohon tunggu...
Pius Sujarno
Pius Sujarno Mohon Tunggu... fulltimer blogger -

hanya orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kiamat Bagi Politisi Hitam

3 November 2012   15:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:01 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika politik adalah cara untuk mewujudkan kepentingan, maka dunia politik dapat kita bayangkan sebagai medan pertarungan berbagai kepentingan. Pertarungan dapat terjadi karena ada kekuatan-kekuatan yang saling berlawanan. Dengan demikian, secara sederhana, kegiatan politik dapat kita lihat sebagai dua hal, yaitu menghimpun kekuatan dan mewujudkan kepentingan. Kedua hal itu tentu tidak sejajar nilainya. Upaya menghimpun kekuatan semata-mata hanya untuk mewujudkan kepentingan. Maka, kepentingan adalah tujuan terakhir dari setiap kegiatan politik.

Memang, secara faktual, panggung politik tidak sesederhana itu. Karena ketidakmampuan kita menyederhanakan kompleksitas panggung politik, maka sering kita terjebak dalam setiap adegannya. Emosi kita sering terboroskan untuk menikmati adegan-adegan itu. Kita mengikuti dialog-dialog dan retorika dari para politisi yang mencoba menghipnotis emosi dan intelektualitas kita untuk membenarkan mereka. Padahal, itu adalah salah satu cara bagaimana mereka mendapatkan kekuatan dari pengiyaan kita. Pada saat itu, kita terseret pada alur yang memihak. Kita menjadi kaum partisan. Kaum ini akan mudah diikat dengan propaganda dan digunakan sebagai tunggangan untuk menuju kepentingan para elit politik.

Tampaknya masyarakat sudah mulai menyadari setelah berkali-kali terjerumus dalam pola partisan ini. Kemenangan Jokowi-Ahok memberikan gambaran bahwa rakyat kini tak mudah tertipu oleh gerombolan-gerombolan politikus. Mereka mulai menyederhanakan pola aktivitas politik mereka dengan melihat langsung figur tokoh, bukan jargon dan propaganda. Dengan membaca kepentingan politik dan motif elektoral para tokoh, mereka menentukan sikap. Mereka tak mau lagi tertipu.

Tahun 2014 akan menjadi pertarungan hebat antara para politisi hitam melawan politisi putih. Politisi hitam adalah mereka yang berjuang untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Sedangkan para politisi putih adalah mereka yang berjuang untuk seluruh rakyat. Tahun itu akan menjadi tahun kiamat bagi para politisi hitam. Sebab, rakyat tidak lagi tergoda oleh jargon dan propaganda. Rakyat akan memberikan dukungannya kepada mereka yang mengabdikan dirinya untuk kepentingan seluruh golongan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun