Mohon tunggu...
WongCilik123
WongCilik123 Mohon Tunggu... Freelancer - simple life, simple thoughts

simple life, simple thoughts

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lockdown, Yay atau Nay

25 Maret 2020   09:50 Diperbarui: 25 Maret 2020   09:55 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : suarapapua.com

Kesimpulan dari poin ke-2 ini adalah kita sudah kalah sebelum berperang, Rumah Sakit sudah jelas akan kolaps, cepat atau lambat. Ini adalah realita yang harus diakui dan diterima meski menyakitkan.

Jadi kesimpulannya sangat jelas, setiap langkah yang memperlambat kejatuhan ekonomi  (derajat lockdown yang rendah) = mempercepat penularan penyakit = mempercepat Rumah Sakit Kolaps dan meningkatkan tingkat kematian.

*kecuali yang positif dilempar ke pulau kosong dan yang meninggal sudah tidak dihitung lagi dan dilaporkan ala kadarnya, hahaha

Depopulasi (pengurangan penduduk) dengan kecepatan tinggi akan terjadi, Italy dengan sistem kesehatan salah satu yang terbaik di dunia saja memiliki angka kematian 9% karena kolaps/kewalahan tadi. Di Indonesia, bila melihat poin-2 diatas, sangat mungkin angka kematian berlipat 2x.

Pertanyaannya, bila sistem kesehatan kita kolaps dengan cepat, apa tidak memperparah dan mempercepat kejatuhan ekonomi yang sudah pasti terjadi?

Bila kita melihat pilihan yang diambil banyak negara, mereka akhirnya menyerah melihat rakyatnya berguguran/mati dengan cepat, dan pada akhirnya meningkatkan derajat lockdown.

India yang kondisi masyarakatnya lebih ruwet dan lebih parah ekonominya dari kita saja sampai nekad melakukan lockdown di New Delhi dan beberapa wilayah. Apa yang membuat mereka nekad? Karena mereka sadar dan mengakui bahwa mereka tidak memiliki kamar dan tenaga medis untuk Covid-19!

Lalu berapa derajat lockdown yang perlu diterapkan di Indonesia? Karena pemerintah sudah memutuskan tidak ingin 100% lockdown kota-kota, maka setidaknya tunjukkan keseriusan dengan cara :

1. Menutup semua penerbangan internasional, bila tempat-tempat seperti Bali tidak setuju, maka lockdown daerah mereka sehingga tidak ada orang yang keluar dari wilayah tsb.

Tetap membuka penerbangan internaional = bunuh diri massal, karena kita mengimport Covid-19. Menambah import kasus adalah kebijakan lucu, karena kita sudah swasembada Covid-19, hahaha.

Menutup semua penerbangan dan transportasi antar kota domestik (selain transportasi barang), jangan seperti sekarang yang seperti lelucon, bukannya menutup akses keluar jabodetabek, malah banyak yang pulang kampung dan menyebarkan virus kemana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun