Mohon tunggu...
Pak Cilik
Pak Cilik Mohon Tunggu... Pegiat Teknologi Informasi -

berpikir, berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencari Jokowi di Puing-puing Rawajati

3 September 2016   00:11 Diperbarui: 3 September 2016   00:49 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rawajati. Sumber gambar liputan6.com dengan modifikasi ke b/w

Hari sudah pagi. Matahari masih redup di antara awan, gedung, kabel dan pepohonan. Sampai pada bongkahan-bongkahan. Dinding yang roboh. Atap pecah bertindih di atas tanah. Kayu-kayu lapuk. Debu. Asap tipis mengepul di balik semak-semak.

Ditariknya selembar papan di bawah bongkahan beton. Ada suara memecah keheningan.

"Apa ada bukumu yang tercecer?" 

Ia menggeleng. Diletakkannnya papan di tangannya. Lalu mendekati selembar tripleks. Melongok ke bawahnya. Rambutnya menyapu pecahan dinding.

"Bukan. Bukan di situ kamarmu dulu. Di situ kursi tamu. Semua bukumu sudah kuikat di dekat trotoar. Di samping kulkas. Di dekat kompor."

"Aku sedang mencari gambar seorang laki-laki".

"Laki-laki? Oh tidak," Laki-laki tua bersuara terkejut. "Bukan usiamu. Belum usiamu untuk bercinta."

"Keadaan sedang susah. Hujan bisa datang kapan saja. Sebaiknya kau bantu Ibumu mengikat barang-barang".

"Ia bukan kekasihku. Hanya gambar seorang lelaki kurus."

"Siapa dia?"

"Kata Bu Guru, ia pernah berbicara 54 kali dengan orang-orang, bila hendak meruntuhkan bedeng-bedeng."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun