Mohon tunggu...
Wahyuni Kamah
Wahyuni Kamah Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pelancong, Praktisi yoga

www.writerwkamah.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pembangunan Infrastruktur di Mata Pelancong

15 Januari 2019   21:34 Diperbarui: 16 Januari 2019   19:02 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandara Morotai (dokpri)

Pembangunan Infrastruktur di Mata Pelancong

Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan infrastruktur sangat mendukung perkembangan pariwisata.  Pembangunan infrastruktur, di mata wisatawan, bermakna mempersingkat waktu perjalanan, menurunkan anggaran perjalanan, dan yang terpenting, meningkatkan kenyamanan perjalanan.

Lebih Singkat, Lebih Nyaman, Lebih Murah

Dalam kurun waktu empat tahun memimpin Indonesia, pemerintahan Presiden Jokowi telah menghidupkan kembali dan mengembangkan 408 bandara di seluruh Indonesia.  Dan ini masih ditambah dengan  pembangunan bandara baru  seperti Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat; Bandara Maleo di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah; dan Bandara Werur, di Tambrauw yang berdekatan dengan kawasan wisata Raja Ampat, Papua Barat.

Saya masih ingat ketika  tahun 2008 melakukan perjalanan ke Putussibau di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.  Saat itu, pesawat hanya melayani penerbangan Pontianak-Putussibau dua kali seminggu sehingga waktu perjalanan harus diatur sedemikian rupa agar saya kembali pada saat ada penerbangan balik ke Pontianak. Ketika itu, fasilitas di Bandara Putussibau sangat menyedihkan.  

Toiletnya berupa WC jongkok yang kotor, hanya ada ember besar dan gayung. Kondisi itu bisa saya tolerir, tapi pintunya tidak bisa dikunci dari dalam dan bagian bawah pintu ada celah cukup besar. Saya membayangkan jika ada penumpang perempuan yang berusia lanjut memerlukan fasilitas WC di bandara dan kondisinya seperti itu.  Tapi, mimpi buruk itu sekarang sudah berlalu,  Bandara Pungussuma di Putussibau sudah diperbaiki dan  terlihat bagus.

Tahun 2016 saya sangat beruntung bisa terbang ke Morotai, pulau terluar di Provinsi Maluku Utara. Saat itu, penerbangan Ternate-Morotai baru beberapa hari dibuka.  Bandara Morotai sempat mati suri  selama beberapa tahun sebelum akhirnya dihidupkan lagi tahun 2016 dan sekarang  melayani penerbangan setiap hari ke Ternate.  

Penerbangan Ternate-Morotai hanya butuh 1 jam. Jika saya melakukan perjalanan lewat laut dengan ferry, saya perlu  waktu 2 hari yang melelahkan. Pertama-tama, dari Ternate saya harus menyeberang ke Sofifi di Pulau Halmahera naik ferry. Dari Sofifi dilanjutkan dengan jalan darat ke Pelabuhan Tobelo. Dari Pelabuhan Tobelo  naik ferry ke Pelabuhan Morotai.  

Karena ferry ke Morotai hanya ada pada jam tertentu pagi hari, saya harus menginap dulu di sekitar Pelabuhan Tobelo.  Jadi, jalur pesawat Ternate-Morotai amat sangat membantu, menyingkat waktu, menghemat biaya, dan tentu saja lebih nyaman.  "Dengan dibukanya kembali Bandara Morotai, perekonomian mulai bergeliat," kata Pak  Muhlis yang memandu saya di Morotai. Sebelum ada penerbangan langsung ke Morotai, Pulau Morotai yang berada di pinggiran itu seperti terlupakan.

Penghidupan kembali bandara-bandara yang sempat mati juga sangat menguntungkan wisatawan yang "mengejar waktu".   Sejak Bandara Banyuwangi dibuka kembali, perjalanan Surabaya-Banyuwangi lewat udara hanya menempuh waktu kurang dari 1 jam, sedangkan perjalanan lewat darat dengan kereta atau bus memerlukan  waktu antara 7-8 jam.

Hal yang sama juga terjadi ketika  Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara dihidupkan kembali.   Bandara Silangit yang terletak di Siborong-borong, tidak jauh dari Danau Toba, sudah beroperasi menjadi bandara komersial pada 2012.  Tetapi Bandara Silangit hanya melayani pesawat-pesawat kecil, artinya, tiketnya pasti mahal. 

Sehingga, untuk menuju Danau Toba dari Kota Medan, wisatawan lebih memilih lewat darat. Waktu tempuh dari Kota Medan ke Parapat, kota terdekat Danau Toba, lewat perjalanan darat, memerlukan waktu 6 jam. Tahun 2016, landas pacu Bandara Silangit diperpanjang sehingga bisa didarati pesawat jenis ATR. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun