Mohon tunggu...
Wina Ramadhani
Wina Ramadhani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Bercita-cita untuk terus membaca.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sizeism dan Apa Benar Menjadi Kurus Berarti Sehat?

12 September 2021   20:39 Diperbarui: 16 September 2021   12:32 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berat badan|Sumber: Yunmai/Unsplash.com

Banyaknya iklan-iklan pelangsing, model-model bertubuh kecil, dan hal-lain yang membentuk pola pikir masyarakat kemudian membuat kita lupa, bahwa ada hal lain yang perlu dibicarakan dalam hal berat badan ini. 

Kita sering kali lupa, bahwa ada faktor bernama genetik. Beberapa orang memang sudah terlahir dengan bentuk tubuh A, ada pula yang terlahir dengan bentuk tubuh B, dan sebagainya. Kita tidak bisa memukul rata bentuk tubuh dan berat badan seseorang.

Selain itu, diet tidak selamanya bisa berhasil dan baik untuk dijalankan. Terkadang diet ketat membuat seseorang lupa akan kebutuhan lemak, gula, karbohidrat, protein, dan kandungan lainnya. Semuanya demi memuaskan keinginan tidak gemuk. Diet ketat ini justru bisa berperan dalam memperburuk kesehatan. Bukan kurus, justru penyakit yang didapat. 

Apakah Menjadi Kurus Berarti Sehat? 

Kembali ke pertanyaan paling mendasar ini, lalu apakah menjadi kurus berarti kita sehat?

Tentu saja tidak. Jangan pikir dengan tubuh kurus, Anda bisa seenaknya makan ini itu, tidak pernah berolahraga, dan malas bergerak. Penampilan di luar tidak menjamin kesehatan Anda. Ada jajaran penyakit yang bisa menyerang seseorang yang bertubuh kurus, seperti tekanan darah, diabetes, anemia, penyakit jantung, dan lainnya. 

Sederhananya, tubuh kita bisa memiliki dua jenis lemak, yaitu subkutan dan viseral. Di antara keduanya, lemak viseral adalah jenis lemak yang lebih berbahaya bagi kesehatan seseorang. Jika BMI Anda "normal" tetapi diiringi dengan terlalu banyak lemak viseral, tentu tetap memiliki risiko penyakit.

Jadi, seseorang dengan tubuh yang "besar" belum tentu lebih tidak sehat daripada seseorang yang bertubuh kurus. Pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan pikiran yang damai adalah faktor-faktor penentu kesehatan seseorang. 

Kalau bertubuh kurus tapi terus menerus stres, lalu di mana esensi hidup dan kesehatan kita? Jadi, sebetulnya, obesitaslah yang kita hindari, bukan besar atau kecilnya. 

Sizeism telah mengubah cara kita menilai seseorang. Beranggapan bahwa tubuh kurus lebih menarik dan cantik adalah cara pandang yang buruk. Rasa dikucilkan dan kesedihan hanya karena seseorang bertubuh besar dan gemuk lebih berbahaya daripada urusan berat badan itu sendiri.

Mengajak beralih ke pola hidup sehat tentu niatan yang mulia. Tapi ingat, bukan sekadar untuk jadi kurus, ya... 

*Cara hidup yang membuat seseorang terjebak dalam pola sedenter--banyak duduk, sedikit olahraga. Umumnya terjadi di kota besar yang serba cepat, praktis, dan mudah Pola hidup ini membuat orang banyak mengonsumsi makanan berkalori tinggi dan menyebabkan obesitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun