Suatu waktu sekira 10 hari menjelang bulan Ramadan berakhir, seorang teman (perempuan) pernah bilang bahwa dirinya punya target menurunkan berat badan. Sampai tanggal 20 bulan Ramadan, dia bilang berat badannya sudah turun 6 kilogram.
Menurut estimasi sang teman, paling tidak di akhir bulan Ramadan berat badannya turun 9 kilogram. Berarti per 10 hari berat badnnya turun 3 kilogram. Mendengar target sang teman saya hanya ketawa.
Sampai hari ketiga bulan Syawal saya belum sempat menanyakan kepada sang teman, apakah targetnya sukses atau tidak.
Bisa jadi target sang teman berhasil. Sebab selama bulan Ramadan dia jarang makan nasi. Dia banyak makan buah-buahan dan sayuran saja.
Namun setelah bulan Ramadan berakhir saya tidak yakin berat badan sang teman akan turun lagi. Sebab saya tahu sang teman suka hunting kuliner. Bahkan bukan tidak mungkin berat badan sang teman akan menggelembung lagi.
Apakah sahabat kompasianer juga sukses bisa menurunkan berat badan di bulan Ramadan? Mungkin saja ada yang berhasil. Tapi coba cek lagi saat ini beberapa hari pasca bulan Ramadan, apakah berat badan masih stabil tidak mengalami kenaikan lagi? Â
Bagi banyak orang, mempertahankan "stabilitas" berat badan pasca bulan Ramadan mungkin jadi masalah tersendiri. Hal itu dikarenakan pasca bulan Ramadan waktu makan tidak dibatasi lagi. Setiap saat orang bisa makan atau ngemil apa pun.
Selain itu di hari raya Idul Fitri dan setelahnya banyak orang cenderung mengonsumsi makanan berlemak dan gula tinggi. Misalnya rendang, gulai, opor, kue-kue manis, dan minuman bersoda.
Kontribusi lain naiknya berat badan pasca bulan Ramadan adalah karena minimnya aktivitas fisik. Sebab di hari raya Idul Fitri dan setelahnya, orang-orang cenderung bermalas-malasan, rebahan santai sambil menikmati makanan lebaran.
Kalau pun melakukan aktivitas fisik dengan bepergian ke tempat kerabat atau ke tempat wisata, di sana juga bisa dipastikan mengonsumsi banyak makanan yang mendongkrak berat badan.