Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaafkan, Ciptakan Kedamaian dan Ketenangan Batin

1 April 2025   09:09 Diperbarui: 1 April 2025   09:11 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saling memaafkan (Sumber: kompas.com)

Kita lihat bagaimana suasana ketika hari raya Idul Fitri, setiap orang saling bersilaturahmi. Setelah shalat Idul Fitri orang-orang saling bersalaman dan saling kunjung mengunjungi. Terlihat begitu sejuk, indah, dan damai.

Idul Fitri adalah momen yang identik dengan saling memaafkan. Baik antara anak dengan orang tua dan sebaliknya, antara saudara dengan saudara, antara kerabat dengan kerabat, antara teman dengan teman, antara tetangga dengan tetangga, atau antara siapa pun.

Memaafkan sesungguhnya tidak sulit dilakukan. Siapa pun sejatinya bisa memaafkan orang lain dengan mudah.

Akan tetapi bagi sebagian orang tertentu, memaafkan merupakan hal yang berat. Terutama ketika orang yang bersangkutan pernah mendapat perlakuan yang sangat menyakitkan atau perlakuan yang sangat merendahkan harga dirinya, sehingga hatinya terluka.

Di sinilah ujian kebesaran hati sesungguhnya. Orang yang hatinya luas dan dadanya lebar, akan mau memaafkan orang lain kendati pernah mendapatkan perlakuan yang menyakitkan.

Memaafkan merupakan salah satu sikap dan perbuatan yang sangat mulia. Dikatakan demikian karena memaafkan mengandung banyak kebaikan dan memberi banyak manfaat bagi diri sendiri dan juga bagi yang lain.

Kebaikan atau manfaat dari memaafkan bagi diri sendiri antara lain menurunkan stres dan kecemasan, mengurangi beban emosional, dan memperkuat kesehatan mental dan spiritual.

Berdasarkan penelitian psikologi, ketika seseorang memaafkan orang lain, tubuhnya akan melepaskan hormon endorfin dan serotonin. Kedua hormon itu berperan dalam menciptakan perasaan bahagia dan tenang.

Sebaliknya orang yang sulit memaafkan, cenderung mengalami tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi. Hal tersebut karena perasaan negatif yang dipendam dapat meningkatkan produksi hormon stres seperti kortisol, yang berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik.

Orang yang sulit memaafkan berarti dalam hatinya masih menyimpan dendam atau sakit hati. Padahal menyimpan dendam atau sakit hati sama seperti membawa beban berat yang terus menerus menekan hati dan pikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun