Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa dalam Islam. Salah satu keistimewaan bulan Ramadan adalah karena di bulan ini ada lailatul qadar.
Lailatul qadar memang hanya ada di bulan Ramadan. Lailatul qadar tidak ada di bulan lain selain bulan Ramadan.
Lailatul qadar artinya malam kemuliaan. Dikatakan demikian karena di malam itu nilainya ekuivalen dengan seribu bulan. Seribu bulan jika kita konversi ke tahun ekuivalen dengan 83 tahun 4 bulan,
Hal itu sebagaimana firman Alla SWT dalm QS. Al-Qadar ayat 3: "Lailatul qadri khoirun min alfi syahr (Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan)".
Artinya jika kita mendapatkan lailatul qadar kita sama dengan mendapatkan kebaikan selama 1000 bulan alias 83 tahun 4 bulan.
Itu merupakan hal yang luar biasa. Sebab untuk ukuran sekarang sudah jarang orang yang berusia sampai 80 tahun lebih. Maksudnya, banyak orang yang tidak akan sempat melakukan kebaikan sampai 83 tahun 4 karena umurnya pun belum tentu sampai 83 tahun 4 bulan.
Kalau pun ada beberapa orang yang umurnya sampai 83 tahun 4 bulan, belum tentu digunakan full untuk melakukan kebaikan-kebaikan.
Akan tetapi untuk mendapatkan lailatul qadar bukan lah hal yang mudah. Sebab lailatul qadar merupakan malam yang misterius. Siapa pun tidak akan ada yang mengetahui pasti adanya lailatul qadar, kapan dan di malam ke berapa di bulan Ramadan.
Dalam hal ini Rasulullah SAW memberikan clue kepada umatnya. Dalam beberapa haditsnya beliau menganjurkan untuk mencari atau mengintai lailatul qadar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, terutama di malam-malam ganjil.
Lantas amalan apa yang harus dilakukan ketika mengintai lailatul qadar? Pertama adalah itikaf, yakni berdiam diri di dalam masjid dengan niat karena Allah Taala. Rasulullah SAW sendiri melakukan itikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.
Kedua, melakukan sholat sunnah. Sholat sunnah yang dimaksud adalah sholat sunnah lailatul qadar. Sholat sunnah lailatul qadar ini bisa dilakukan sambil itikaf di masjid.