Masjid Agung Cianjur merupakan salah satu masjid tertua di kabupaten Cianjur, bahkan di Jawa Barat. Disebut Masjid Agung karena masjid itu adalah masjid resmi kabupaten. Sesuai klasifikasi masjid, istilah untuk masjid resmi kabupaten adalah masjid agung (untuk provinsi Masjid Raya dan untuk kecamatan Masjid Besar).
Masjid Agung Cianjur sudah berusia lebih dari 200 tahun. Masjid kebanggaan warga Cianjur ini konon dibangun pada tahun 1810 Masehi atau pada tahun 1290 Hijriyah.
Masjid Agung Cianjur berlanggam khas Nusantara. Gaya perpaduan klasik Nusantara dan modern cukup kental terlihat, baik di dalam atau pun di luar masjid. Bagian atap berbentuk limas dengan kubah kecil di atasnya.
Masjid Agung berdiri di atas tanah seluas 2.500 meter persegi dan mampu menampung sekira 4.000 orang jamaah. Sampai saat ini Masjid Agung Cianjur sudah mengalami 7 kali renovasi.
Pada tahun 2017 area alun-alun yang ada di depan Masjid Agung diperluas dan dtata sedemikian rupa. Area alun-alun yang semula hanya mencakup area lapangan terbuka yang ada di depan masjid Agung saja, diperlebar hingga mencakup bekas pasar induk Cianjur. Pasar induk Cianjur sendiri kemudian dipindahkan ke dekat terminal Pasir Hayam.
Kini Masjid Agung dan alun-alun Cianjur yang berdiri megah di tengah-tengah kota Cianjur menjadi ikon kota Cianjur dan menjadi destinasi wisata religi. Tidak hanya masyarakat Cianjur yang kerap menikmati keindahan masjid Agung dan alun-alun Cianjur, tapi juga masyarakat yang ada di sekitar kabupaten Cianjur.
Alun-alun Cianjur cukup luar biasa. Sebab kendati berada di kota tingkat kabupaten, tapi secara resmi diresmikan oleh Presiden Jokowi pada hari Jum'at tanggal 8 Februari 2019 lalu.
Di alun-alun Cianjur ada beberapa fasilitas dan spot untuk berswafoto yang cantik nan menarik. Di sana antara lain ada taman al-Qur'an, menara pandang, amphitheater, lorong asma'ul husna, panggung kecapi suling, dan leuit atau gazebo.
Di bulan Ramadan Masjid Agung dan alun-alun Cianjur biasa dijadikan tempat untuk ngabuburit. Di area lorong atau teras masjid banyak orang duduk-duduk sambil berbincang-bincang, rebahan, atau mendengarkan kajian keagamaan.
Sementara di alun-alun lebih banyak orang lagi yang ngabuburit. Mereka duduk, bermain, berswafoto, atau jalan-jalan mengitari dan menikmati area alaun-alun.
