Kemudian Tottenham Hotspur. Tottenham memecat pelatih mereka, Nuno Espirito Santo pada tanggal 1 November 2021. Sebagai gantinya Tottenham mendatangkan pelatih top asal Italia, Antonio Conte.
Paling aktual adalah Manchester United. Si Setan Merah resmi memecat pelatih sekaligus legenda klub, Ole Gunnar Solsksjaer sesaat setelah Manchester United kalah telak 1-4 dari Watford di pertandingan ke-12 Liga Utama Inggris (20/11).
Sebagai ganti Solsksjaer, Si Setan Merah merekrut pelatih berkebangsaan Jerman, Ralf Rangnick. Manchester United mengontrak Rangnick berdurasi pendek, yakni sampai  akhir musim saja.
Pergantian pelatih dalam sepak bola adalah dinamika yang biasa dan wajar. Hal itu bukan sesuatu yang luar biasa. Dengan mendatangkan pelatih baru, tentu ada harapan baru agar performa klub membaik atau meningkat. Â
Namun tidak semua pelatih baru mampu menorehkan prestasi seperti yang diharapkan pihak klub. Kendalanya mungkin karena sang pelatih tidak memiliki cukup stok pemain yang bagus.
Seperti pelatih Newcastle United, Eddie Howe. Saat ini Howe belum mampu mengangkat performa Newcastle sedikit pun. Newcastle tetap berada di dasar klasemen Liga Utama Inggris.
Melihat kondisi para pemain Newcastle yang mayoritas bukan termasuk kategori pemain bintang, jangankan Howe, pelatih top sekelas Carlo Ancelotti, Jurgen Klopp, Pep Guardiola, atau Thomas Tuchel pun belum tentu sanggup mengangkat performa Newcastle.
Dengan demikian, mengganti pelatih lama dengan pelatih baru bukan sebuah solusi jika para pemain klub itu masih tetap merupakan pemain yang biasa-biasa saja. Pelatih hebat sekali pun pasti membutuhkan pemain-pemain berkualitas agar bisa mengangkat performa klub.Â
Pelatih baru adalah harapan baru. Namun berprestasi belum tentu.