Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibadah Umrah, antara Kesalehan Ritual dan Kesalehan Sosial

17 Oktober 2021   11:30 Diperbarui: 17 Oktober 2021   11:34 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yatim (sumber : islamidia.com)

Hal itu tentu sah-sah saja. Walau pun jika dilihat dari sudut pandang mazhab Syafi'i dan Hambali, ibadah umrah cukup satu kali dilaksanakan seumur hidup.

Mereka yang melaksanakan ibadah umrah, sudah pasti memiliki kesalehan ritual yang tinggi. Mereka berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan dengan ritual-ritual yang dilaksanakan selama di tanah suci.

Akan tetapi sebagian dari mereka yang berkali-kali melaksanakan ibadah umrah bisa disebut sebagai orang yang "egois". Mereka lebih fokus mempertebal kesalehan ritual, tetapi mereka melupakan kesalehan sosial. Padahal kesalehan sosial ini harusnya pararel dengan kesalehan ritual yang dimilikinya.

Sebagian dari mereka yang berkali-kali melaksanakan ibadah umrah lupa bahwa ibadah umrah yang dilakukan kedua kalinya atau lebih adalah sunnah. Mereka lupa bahwa membantu anak yatim, meringankan beban tetangga yang kesusahan, atau menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan adalah wajib.

Faktanya mereka lebih suka dan lebih mengutamakan untuk mengerjakan yang sunnah daripada yang wajib. Mereka merasa begitu dekat dengan Tuhan karena melaksanakan ibadah umrah berkali-kali. Namun sedikit dari mereka yang merasa berdosa karena membiarkan anak  yatim, tetangga, dan lain-lain dalam kesusahan.

Sebagai "alat ukur" untuk membuktikan hal itu cukup mudah dan sederhana. Mereka yang akan melaksanakan ibadah umrah untuk kedua kalinya atau lebih, kita coba minta untuk membatalkan pelaksanaan ibadah umrahnya itu.

Kemudian uang untuk biaya ibadah umrah yang nominalnya kurang lebih sebesar Rp. 25 juta itu kita sarankan diberikan untuk membantu pendidikan anak yatim misalnya. Bisa juga kita anjurkan untuk membangun fasilitas umum. Mereka bersedia atau tidak?

Mungkin hanya sedikit saja dari mereka yang menyatakan bersedia. Atau mungkin  juga diantara mereka tidak ada yang bersedia sama sekali.

Padahal membantu pendidikan anak yatim atau membangun fasilitas umum adalah amal jariyah yang nilai kebaikannya sangat besar dan langgeng. Kebaikan dari ibadah sosial itu akan terus mengalir walau pun si pelakunya  sudah meninggal dunia.

Itulah fakta yang  harus dihadapi umat Islam Indonesia saat ini. Kesalehan ritualnya relatif tinggi tapi kesalehan sosialnya rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun