Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Siap atau Tidak, Kita Harus Siap Menghadapi Endemi

1 Oktober 2021   14:39 Diperbarui: 1 Oktober 2021   20:59 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by Alexandra_Koch via pixabay.com

Kasus yang disebabkan oleh adanya pandemi virus corona (covid-19) sejak awal kemunculannya Desember 2019 lalu, yang kemudian menyebar ke banyak negara di dunia pada awal tahun 2020, sampai saat ini (01/10) telah mencapai 234.551.205 kasus.   

Berdasarkan data dari worldometers.info/coronavirus/, dari 234.551.205 kasus tersebut, sebanyak 211.349.941 berhasil dipulihkan (sembuh). Sisanya sebanyak 4.797.146 meninggal dunia.

Indonesia berada di urutan ke-14 negara dengan kasus virus corona (covid-19) terbanyak. Indonesia berada di bawah Amerika Serikat, India, Brazil, Inggris, Rusia, Turki, Perancis, Iran, Argentina, Spanyol, Kolumbia, Italia, dan Jerman. 

Kasus virus corona (covid-19) di Indonesia tercatat mencapai 4.215.104 kasus. Sebanyak 141.939 dinyatakan meninggal dan 4.037.024 berhasil dipulihkan.

Jumlah kematian akibat virus corona (covid-19) di Indonesia mungkin bukan yang tertinggi diantara negara-negara lain di dunia. Namun angka 141.939 kasus kematian akibat virus corona (covid-19) tidak pula bisa dianggap sedikit.

Angka 141.939 kalau dikonversi kepada jumlah penduduk wilayah suatu kecamatan dengan rata-rata jumlah penduduk 35.000 orang misalnya, maka akan ekuivalen dengan jumlah penduduk 3 kecamatan. Jumlah yang tidak sedikit.

Kita berharap angka kematian akibat virus corona (covid-19) tersebut tidak bertambah lagi. Walau pun hal itu agak musykil, sebab sebagaimana dikatakan WHO (World Health Organization), kendati dunia berupaya keras menghentikan penyebaran pandemi virus corona (covid-19) tak akan membuat virus corona (covid-19) hilang sama sekali.

Bahkan menurut para ahli, virus corona (covid-19) tidak akan hilang dari muka bumi ini dalam waktu yang singkat. Hanya saja statusnya yang akan berubah dari pandemi menjadi endemi.

Artinya selama virus corona (covid-19) masih ada, potensi terjadinya kasus virus corona (covid-19) juga tetap masih ada. Kasus kematian pun berpotensi akan tetap ada.

Namun pertambahan kasus virus corona (covid-19) termasuk angka kematiannya tentu akan berkurang ketika pandemi telah berubah menjadi endemi. Kuncinya ada dua hal, yaitu senantiasa menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi.

Sayang di saat pandemi virus corona (covid-19) masih ada, sebagian orang sudah abai dengan protokol kesehatan. Mereka sudah tidak mau lagi pakai masker, melakukan kerumunan, atau melakukan aktivitas sebagaimana biasa seperti sebelum adanya virus corona (covid-19).

Mereka sudah merasa bebas dan aman. Mereka merasa sudah tidak perlu lagi menerapkan protokol kesehatan.

Kemudian masalah vaksinasi. Target vaksinasi Indonesia secara nasional adalah 208.265.720 orang. Jumlah tersebut ekuivalen dengan 76,5 persen jumlah penduduk Indonesia.

Berdasarkan data resmi covid19.go.id/p/berita, Jum'at (01/10), sampai saat ini target tersebut baru bisa direalisasikan sebesar 91.079.024 orang (44%) untuk vaksinasi pertama. Kemudian sebesar 51.113.360 orang (24,5%) untuk vaksinasi kedua. Sementara untuk vaksinasi ketiga (booster) sebesar 932.482 orang (0,04%).

Data di atas menunjukkan bahwa vaksinasi di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Kita bandingkan untuk vaksinasi kedua saja misalnya, Indonesia baru 24,5%. Sementara banyak negara lain sudah jauh di atas Indonesia.

Kita bandingkan dengan beberapa negara Asia lagi seperti Jepang, Singapore, atau China misalnya. Berdasarkan data dari ourworldindata.org/covid-vaccinations (01/10), Jepang sudah melakukan vaksinasi penuh sebesar 59,54%, Singapore 76,77%, dan China sebesar 70,78%.

Persentase target vaksinasi Indonesia masih jauh. Kalau target vaksinasi pemerintah Indonesia selesai di akhir tahun 2021, artinya masih ada sekira 50 persen lebih lagi target yang harus dikejar. Apakah mungkin target tersebut bisa dikejar sampai akhir tahun 2021 ini?

Bicara kemungkinan, ya mungkin saja. Tapi harus ada upaya konkret dan terukur untuk mengejar target tersebut.

Waktu tersisa kurang lebih 90 hari lagi, sementara target vaksinasi masih 50 persen lagi. Berarti untuk mencapai target vaksinasi selesai di akhir tahun 2021, per hari harus ada kegiatan vaksinasi tidak kurang dari 1.155.555 kali.

Dalam hal ini vaksinasi di Indonesia membutuhkan akselerasi dan ketersediaan vaksin. Jangan sampai pasang target vaksinasi tinggi tapi vaksinnya tidak ada.

Target vaksinasi pemerintah Indonesia sebanyak lebih dari 208 juta jiwa dari jumlah penduduk adalah untuk menciptakan herd immunity (kekebalan komunal). Kalau sudah tercapai, maka virus corona (covid-19) tidak lagi menjadi pandemi tapi berubah menjadi endemi.

Perubahan status virus corona (covid-19) dari pandemi menjadi endemi menurut Menteri Keuangan RI Sri Mulyani beberapa waktu yang lalu, akan terjadi di tahun 2022 nanti. Jadi siap atau tidak, kita harus siap menghadapi endemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun