Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Italia Juara, Donnarumma Luar Biasa

12 Juli 2021   10:05 Diperbarui: 12 Juli 2021   10:48 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi tim Italia setelah memastikan diri menjadi juara Euro 2020 (sumber : tribunnews.com)

Penantian Italia selama lebih dari 50 tahun untuk kembali mengangkat trofi Henri Delaunay berakhir sudah. Italia berhasil mengangkat kembali trofi Henri Delaunay untuk kedua kalinya setelah berhasil mengalahkan Inggris di final Euro 2020.

Pertandingan final Euro 2020 antara Italia versus Inggris senin dini hari (12/07) berjalan sangat menarik dan alot. Kualitas pemain dan permainan kedua tim yang relatif seimbang, menyebabkan pertandingan tidak bisa diselesaikan dalam waktu normal. Pertandingan final pun harus diselesaikan dengan drama adu penalti.

Dalam babak normal 2 x 45 menit, Italia sesungguhnya tertinggal lebih dahulu melalui gol cepat Inggris yang dicetak oleh Luke Shaw pada menit ke-2. Beruntung pada menit ke-67 Italia mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui gol yang dicetak pemain veteran mereka, Leonardo Bonucci.

Kedudukan 1-1 tetap bertahan sampai peluit akhir pertandingan dibunyikan. Bahkan setelah babak extra time 2 x 15 menit pun kedudukan tidak berubah tetap 1-1.

Penentuan pemenang, dengan demikian harus ditentukan melalui babak adu penalti.  Dalam babak adu penalti ini Italia berhasil menang 3-2 atas Inggris.

Tiga dari lima orang penendang penalti Italia, yaitu Domenico Berardi (penendang pertama), Leonardo Bonucci (penendang ke-3), dan Federico Bernardeschi (penendang ke-4) berhasil membobol gawang Jordan Pickford.

Sementara dua orang penendang penalti Italia lainnya, yaitu Andrea Belotti (penendang ke-2) dan Jorge Luis Frello (penendang ke-5) gagal menunaikan tugasnya. Arah tendangan kedua pemain Italia itu mampu dibaca oleh Jordan Pickford.

Di lain pihak, hanya dua dari lima orang penendang penalti Inggris yang berhasil menunaikan tugasnya dengan baik. Kedua pemain itu adalah Harry Kane (penendang pertama) dan Harry Maguire (penendang ke-2).

Satu orang penendang penalti Inggris lainnya, yaitu Marcus Rashford (penendang ke-3) tendangannya membentur mistar gawang Italia. Sedangkan tendangan dua orang penendang penalti Inggris tersisa, yakni Jadon Sancho (penendang ke-4) dan Bukayo Saka (penendang ke-5) berhasil digagalkan oleh Gianluigi Donnarumma. 

Donnarumma memang luar biasa. Kendati masih berusia belia, Donnarumma memiliki kecerdasan dalam membaca arah bola.

Selain itu Donnarumma juga memiliki ketenangan dan gerakan refleks yang baik. Oleh karena itu Donnarumma mampu menggagalkan tendangan penalti Jadon Sancho dan Bukayo Saka.

Seandainya Donnarumma tidak memiliki kecerdasan dalam membaca arah bola, tidak memiliki ketenangan dan gerakan refleks yang baik, mungkin Italia tidak akan menjadi yang terbaik di Eropa. Italia tidak akan menjadi jawara Euro 2020.

Kehebatan Donnarumma tidak hanya terlihat dalam pertandingan final ini saja. Dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya, kehebatan Donnarumma juga nampak terlihat jelas.

Seperti dalam pertandingan semi final Italia versus Spanyol. Donnarumma juga mampu membaca arah tendangan penalti Alvaro Morata dengan baik dan kemudian berhasil menahannya. Spanyol pun tersingkir di semi final.

Bahkan selama babak kualifikasi grup, tak ada satu orang pemain lawan pun yang mampu menjebol gawang Donnarumma. Gawang Donnarumma pun tetap utuh selama babak kualifikasi grup berlangsung.

Penampilan Donnarumma yang luar biasa itu mendapat balasan yang setimpal. Donnarumma dianugerahi UEFA sebagai "Player of The Tournament", alias pemain terbaik selama turnamen Euro 2020.

Italia menjadi juara Euro 2020 tentu bukan karena kehebatan Donnarumma seorang. Pemain lain juga memberi andil yang tidak kecil. Namun kontribusi Donnarumma bagi Italia memang luar biasa.

Tak kurang luar biasanya adalah peran sang pelatih Gli Azzurri sendiri, yakni Roberto Mancini. Italia di bawah asuhan Roberto Mancini mengalami perkembangan yang luar biasa. Italia tak pernah kalah dalam 34 laga.

Italia di bawah asuhan Roberto Mancini memiliki prospek yang menjanjikan. Bukan tidak mungkin jika Italia juga akan meraih prestasi terbaik di turnamen yang lebih besar berikutnya, Piala Dunia 2022. Siapa tahu.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun