Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ibadah Puasa dan Kepekaan Sosial

27 April 2021   07:27 Diperbarui: 27 April 2021   07:32 1647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kepekaan sosial (Sumber : tribunnews.com)

Ibadah puasa mengajarkan banyak hal kepada orang yang menjalankannya. Salah satunya, ibadah puasa mengajarkan kepekaan sosial.

Mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, orang yang menjalankan ibadah puasa harus bisa menahan diri dari  makan, minum, dan hal lainnya yang membatalkan puasa. Dalam rentang waktu kurang lebih selama 13 jam, orang yang menjalankan ibadah puasa harus menahan lapar dan haus.

Rasa lapar dan haus adalah rasa yang tidak nyaman dan tidak diinginkan. Namun rasa itu mau tidak mau harus dirasakan oleh orang yang menjalankan ibadah puasa.

Ini adalah sebuah pendidikan dan latihan. Orang yang menjalankan ibadah puasa harus belajar merasakan bagaimana tidak nyaman dan tidak enaknya merasakan lapar dan haus. Kalau tidak menjalankan ibadah puasa, orang yang berkecukupan, orang yang tidak pernah kekurangan makanan tak akan pernah merasakan rasa lapar dan haus itu.

Padahal orang yang menjalankan ibadah puasa hanya merasakan rasa lapar dan haus dalam waktu yang terbatas dan tertentu. Mereka hanya merasakan rasa lapar dan haus selama sekira 13 jam sehari dan hanya di bulan Ramadan saja. Setelah tiba waktu berbuka dan di luar bulan Ramadan, mereka bisa makan dan minum seperti biasa.

Sementara itu mereka yang kekurangan makanan harus menahan rasa lapar dan haus dalam waktu yang tak terbatas dan tak tentu. Kalau ada makanan bisa makan, tapi kalau tidak ada mereka harus menahan rasa lapar itu.

Mungkin mereka harus menahan rasa lapar selama 10 jam, 20 jam, atau mungkin lebih lama lagi. Mungkin juga mereka harus menahan rasa lapar dalam hitungan hari. Intinya mereka harus menahan rasa lapar selama mereka belum dapat makanan.

Bagi orang yang telah menjalankan ibadah puasa, memiliki kepekaan sosial adalah sebuah hal yang penting. Ada atau tidak adanya kepekaan sosial bagi orang yang telah menjalankan ibadah puasa juga bisa menjadi sebuah indikator akan mabrurnya ibadah puasa yang telah dijalankan.

Setelah dididik dan dilatih selama satu bulan dengan ikut merasakan rasa lapar dan haus yang selama ini hanya dirasakan oleh mereka yang hidup kekurangan, orang yang telah menjalankan ibadah puasa seharusnya memiliki kepekaan sosial lebih tajam. Orang yang telah menjalankan ibadah puasa memiliki kepedulian lebih besar kepada orang-orang kecil.

Kalau memang seperti itu, yakni orang yang telah menjalankan ibadah puasa memiliki kepekaan atau kepedulian sosial lebih dari sebelumnya, berarti ibadah puasa yang dijalankannya insya Allah mabrur. Sebaliknya jika tidak, maka ibadah puasa yang telah dijalankan diragukan kemabrurannya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari, masih ada sementara orang yang berkecukupan tapi tidak memiliki kepekaan sosial. Tatkala ada tetangga atau saudaranya membutuhkan bantuan harta demi memenuhi kebutuhan perut, mereka menutup mata berpura-pura tidak tahu atau tidak mampu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun