Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Salah Profesi Tak Masalah, Asal...

26 Maret 2021   23:59 Diperbarui: 27 Maret 2021   16:58 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kompas.com

Kurikulum perguruan tinggi di indonesia nampaknya tidak semua disiapkan untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja. Banyak jurusan atau program studi yang "tidak jelas" arahnya ke mana. Oleh karena itu tidak mengherankan jika banyak alumni perguruan tinggi merasa bingung apa yang akan mereka lakukan setelah mendapatkan ijazah.

Sementara itu bagi alumni perguruan tinggi dari jurusan atau program studi yang sudah "jelas" arahnya sesuai dengan kebutuhan dunia kerja pun, terkadang ketersediaan lapangan kerja tidak seimbang dengan jumlah alumni dari jurusan atau program studi yang dibutuhkan oleh dunia kerja itu. Jumlah lapangan kerja yang tersedia hanya 1000 orang per tahun misalnya, sementara jumlah alumni perguruan tinggi ada 2000 orang per tahun.

Akibatnya banyak alumni perguruan tinggi akhirnya mencari pekerjaan secara serampangan, biar pun tidak sesuai dengan latar belakang ijazahnya. Terjadilah kemudian apa yang disebut dengan mismatch.   

Mismatch terjadi ketika seorang alumni jurusan atau program studi X misalnya, tapi tidak bekerja di bidang X. Ia malah bekerja di bidang Y atau Z.

Mismatch juga bisa terjadi bukan hanya karena "asal kerja" atau "yang penting kerja" dikarenakan tidak ada pekerjaan yang sesuai dengan ijazah atau latar belakang pendidikan, tapi sebagai sebuah pilihan. Artinya seseorang memang sengaja melakukan mismatch, bukan karena tidak ada pilihan dalam pekerjaan.

Mismatch dalam bahasa lain bisa disebut juga sebagai salah profesi. Seperti alumni jurusan atau program studi hukum misalnya, malah jadi guru. Bisa juga alumni jurusan atau program studi pendidikan malah jadi pedagang, dan lain-lain.

Salah profesi sejatinya bukan sesuatu yang buruk. Tak sedikit orang yang salah profesi malah menuai kesuksesan. Bisa jadi seandainya tidak salah profesi, mereka belum  tentu bisa sesukses saat ini.

Salah satu kunci sukses seseorang dalam suatu bidang pekerjaan atau profesi pada dasarnya bukan dari alumni jurusan atau program studi apa seseorang itu berasal, tapi mampu tidak ia dalam menjalankan pekerjaan atau profesinya. Dengan demikian tak masalah seseorang salah profesi selama ia mampu menjalankan pekerjaan atau profesinya.

Betapa banyak orang  yang salah profesi tapi mencapai kesuksesan yang luar biasa. Biasanya mereka adalah orang-orang yang cepat belajar dengan lingkungan pekerjaannya. Selain itu mereka juga biasanya memiliki added values, yakni memiliki skill dan kompetensi yang diperlukan dalam lingkungan pekerjaannya, yang  tidak semua orang memilikinya.

Added values di sini mungkin berupa kemampuan dalam menguasai bahasa asing, kemampuan dalam menguasai IT, atau kemampuan dalam melakukan komunikasi. Added values juga mungkin berupa kemampuan bernegosiasi, keuletan, kejujuran, dan sebagainya.

Banyak contoh mereka yang salah profesi, tapi justru menuai kesuksesan dalam pekerjaannya. Sebut saja nama Denny Wahyudi (Denny Cagur), Dodit Mulyanto, atau Najwa Shihab.

Denny Wahyudi alias Denny Cagur seorang komedian dan presenter sukses. Padahal bidang pekerjaaannya itu sangat berjauhan dengan latar belakang pendidikannya. Denny Cagur adalah alumni jurusan atau program studi pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Seandainya Denny Cagur tidak mismatch dengan menjadi komedian dan presenter, mungkin Denny Cagur tidak seperti yang kita kenal saat ini.  Kalau saja Denny Cagur memilih profesi yang sesuai  dengan latar belakang pendidikannya yakni guru, mungkin Denny Cagur hanya seorang yang biasa saja.

Kemudian Dodit Mulyanto, seorang stand up comedian sukses. Padahal Dodit bukan alumni jurusan atau program studi Seni. Dodit adalah alumni Pendidikan Geografi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sebelum menjadi seorang stand up comedian, Dodit memang sempat mengajar menjadi guru tidak tetap. Namun pekerjaan atau profesi Dodit sebagai guru yang matching dengan latar belakang pendidikannya tidak membawa kesuksesan.

Selanjutnya Najwa Shihab. Najwa Shihab adalah presenter sukses. Bahkan Najwa Shihab memiliki program  acara sendiri, yakni "Mata Najwa".

Najwa Shihab sukses sebagai presenter padahal ia tidak memiliki ijazah jurusan atau program studi komunikasi. Najwa Shihab adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Najwa Shihab sengaja memilih pekerjaan atau profesi yang tidak sesuai dengan latar  belakang pendidikannya. Kalau saja Najwa Shihab memilih profesi yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya yakni hukum, belum tentu ia bisa sesukses seperti saat ini.

Begitulah salah profesi ternyata bukan merupakan sesuatu yang salah. Salah profesi kalau bisa mengelolanya justru bisa menjadi berkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun