Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terkait Isu Kudeta di Internal Partai Demokrat, Mengapa SBY Belum Bersuara?

6 Februari 2021   20:40 Diperbarui: 6 Februari 2021   21:00 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, mantan presiden RI dua periode itu tak bisa dipungkiri merupakan tokoh penting bagi Partai Demokrat. Selain sebagai pendiri Partai Demokrat, SBY juga bisa dibilang merupakan "ikon" Partai Demokrat.

Nama SBY sudah identik dengan Partai Demokrat. Sebaliknya Partai Demokrat juga identik dengan SBY.

Partai Demokrat pernah menjadi partai politik terbesar pada Pemilu 2009 lalu juga tak lepas dari nama SBY. Tanpa nama SBY, Partai Demokrat mungkin tidak akan pernah menjadi partai politik terbesar di Indonesia.

Mungkin hal itu terkesan berlebihan. Tetapi faktanya memang begitu. Nama SBY waktu itu adalah magnet yang mampu menarik banyak orang untuk melirik Partai Demokrat, baik bergabung menjadi kader atau sekedar menjadi pemilih partai itu pada waktu Pemilu.

Dalam sepakbola, SBY mungkin bisa diibaratkan Diego Maradona di klub Napoli di akhir tahun 80 an. Napoli menjadi juara Liga Italia waktu itu memang bukan peran seorang Maradona saja, tapi juga karena ada sepuluh orang lainnya. Namun tanpa adanya Maradona waktu itu dalam tim, Napoli mungkin tak akan pernah menjadi juara Liga Italia.

Begitu pula SBY bagi Partai Demokrat. Partai Demokrat pernah menjadi partai politik terbesar di Indonesia memang bukan karena peran SBY seorang. Akan tetapi tanpa SBY Partai Demokrat mungkin tidak akan pernah merasakan menjadi partai pemenang pemilu.

Hanya sayang, Partai Demokrat yang sudah menjadi besar itu kemudian dikecilkan kembali oleh banyak kadernya yang melakukan perbuatan korupsi. Tak sedikit kader dan elite Partai Demokrat akhirnya dicokok KPK dan menghuni hotel prodeo.

Bahkan tak tanggung-tanggung, beberapa kasus korupsi waktu itu yang membuat Partai Demokrat menjadi gembos diantaranya dilakukan oleh sang Ketua Umum dan Bendahara Umum Partai Demokrat sendiri, yakni Anas Urbaningrum dan M. Nazaruddin.

Terjeratnya Anas Urbaningrum dalam kasus korupsi mengakibatkan posisi Ketua Umum Partai Demokrat kosong. SBY pun kemudian turun gunung mengambil alih posisi ketua umum yang kosong.

Hanya saja walau pun posisi Ketua Umum Partai Demokrat sudah di-take down oleh SBY, kepercayaan publik terhadap Partai Demokrat sudah terlanjur berkurang. Akibatnya pada Pemilu 2014 suara Partai Demokrat terjun bebas.  

Suara Partai Demokrat berkurang lebih dari setengahnya pada Pemilu 2014. Partai Demokrat hanya memperoleh 10.19 persen suara. Padahal pada pemilu sebelumnya, yakni pada Pemilu 2009, Partai Demokrat memperoleh suara 20,40persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun