Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berbisnis dengan Teman, Mengapa Tidak?

21 Januari 2021   17:22 Diperbarui: 23 Januari 2021   20:14 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbisnis dengan teman (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Sebagai teman tentu kita sudah tahu karakter teman kita itu bagaimana. Mungkin teman kita pekerja keras dan ulet, tapi kurang jujur. Bisa juga teman kita jujur dan ulet, tapi egois.

Kita jangan memaksakan diri melakukan bisnis bersama dengan teman yang memiliki karakter yang bisa jadi menghambat kesuksesan bisnis. Seperti karakter teman yang kurang jujur dan egois misalnya, tentu akan menghambat kesuksesan bisnis yang dilakukan bersama-sama.

Kedua, buat dulu komitmen dari awal. Sebelum memulai bisnis dengan teman, buat dulu suatu komitmen sebagai MoU (Memorandum of Understanding).

Misalnya bagaimana format bisnis yang akan dijalankan, bidang bisnis yang dijalankan, pembagian tugas, termasuk pembagian keuntungan, dan lain-lain. Komitmen ini harus dibuat sejelas dan serinci mungkin. Kalau tidak, mungkin akan jadi masalah di kemudian hari.

Ketiga, saling percaya. Ini sangat penting. Sebab kalau antar teman yang sedang melakukan bisnis bersama tidak saling percaya, maka nanti akan ada tumbuh sikap saling curiga.

Kalau dalam sebuah kerjasama bisnis sudah tidak saling percaya, akan muncul sikap tidak nyaman, canggung, atau perasaan tidak enak. Kalau sudah begitu, bisnis bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik dan mengalami kegagalan.

Keempat, transparansi. Ini tak kurang pentingnya. Transparansi harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam bisnis.

Seperti mengenai jumlah modal awal, harga pembelian barang, harga penjualan barang, dan lain-lain. Termasuk di dalamnya jumlah keuntungan atau laba bisnis yang didapatkan.

Kelima, pembagian keuntungan yang jelas dan proporsional. Masalah ini merupakan masalah yang sangat sensitif. Kalau hal ini tidak dilakukan, akan timbul kecemburuan satu terhadap lainnya.

Dasar hal ini adalah poin kedua. Besaran keuntungan masing-masing harus mengacu kepada komitmen awal.

Kontribusi tiap orang dalam bisnis bersama mungkin berbeda-beda. Misalnya dalam hal kontribusi besaran modal yang diberikan oleh masing-masing, berat ringannya tugas yang dikerjakan masing-masing, atau hal lain yang menjadi pembeda satu dengan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun