Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyikapi Musibah di Tengah Wabah, Harus Ekstra Tabah

18 Januari 2021   09:28 Diperbarui: 19 Januari 2021   02:07 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Warga melintasi banjir yang menggenangi kawasan padat penduduk di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat (15/1/2021). (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S via kompas.com)

Sementara itu letusan gunung berapi terjadi di Probolinggo (Jawa Timur), Sabtu (16/01), yaitu karena meletusnya gunung Semeru. Selain itu sejak beberapa hari yang lalu sampai saat ini gunung Merapi (Yogyakarta) terus erupsi, mengeluarkan guguran lava dan awan panas.

Menghadapi wabah virus corona (covid-19) yang sudah hampir satu tahun itu saja energi kita cukup terkuras. Banyak warga masyarakat yang terdampak, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi. Apalagi sekarang ditambah dengan banyak musibah berupa bencana alam, tentu menjadi beban berat berlipat-lipat bagi warga masyarakat yang terdampak.

Di sinilah diperlukan sebuah sikap tabah yang luar biasa. Kalau tidak, bisa jadi orang akan terjerumus kepada sikap putus asa dan mengalami stres berat atau mengalami gangguan kesehatan mental.

Memiliki sikap tabah di tengah musibah yang berlapis-lapis memang tidaklah mudah. Hal itu hanya mudah diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan.

Secara umum istilah atau kata "tabah" biasa diartikan sebagai sinonim dari istilah atau kata "sabar". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pun diartikan demikian.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sabar diartikan sebagai sikap yang tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati). Selain itu sabar juga diartikan sebagai sikap tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu.

Sedangkan dalam wikipedia.org, sabar dartikan sebagai suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. 

Sabar sering dipandang sebagai sebuah kemampuan mengendalikan diri yang sekaligus juga dipandang sebagai sikap yang bernilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa yang memilikinya.

Banyak sekali "teori" mengenai sabar atau tabah ini. Akan tetapi pada intinya semua sama, yaitu sebuah kemampuan mengendalikan diri atau "menahan" diri. Baik menahan diri dari amarah, putus asa, gelisah, atau dari melakukan sesuatu yang terburu nafsu.

Musibah, dalam kehidupan manusia mungkin bisa dikatakan sebagai sesuatu yang inheren. Musibah merupakan sebuah "konsekuensi" dari kehidupan manusia di muka bumi ini. Oleh karena itu musibah bisa menimpa umat manusia di mana saja dan kapan saja.

Hanya saja bentuk musibah yang menimpa mungkin berbeda-beda. Saat ini selain wabah virus corona, kita juga mendapatkan musibah banjir, longsor, gempa, dan letusan gunung berapi. Sementara orang-orang yang ada di luar sana juga sedang menghadapi musibah dalam bentuk lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun