Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Vaksin Gratis, Bentuk Kebaikan Negara atau Tanggung Jawab Negara?

19 Desember 2020   08:46 Diperbarui: 19 Desember 2020   08:54 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa vaksin gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia (kompas.com)

Pandemi Covid-19 (virus corona) sudah hampir satu tahun "menginvasi" hampir semua negara di dunia. Para pemimpin dunia kerepotan, kelabakan, bahkan hampir kewalahan menghadapi pandemi Covid-19 (virus corona) ini. Kerugian materi dan korban jiwa akibat pandemi Covid-19 (virus corona) sungguh luar biasa besar dan banyak.

Kerugian materi akibat pandemi Covid-19 (virus corona) bisa disebut tak terhingga jumlahnya karena memang cukup susah untuk mengkalkulasinya. Hal itu beda dengan jumlah korban jiwa.

Sebagaimana dilansir www.worldometers.info/, sampai Jum'at (18/12) jumlah kasus terinfeksi virus corona di seluruh negara di dunia sungguh luar biasa, mencapai 75.435.301 orang. Sementara korban jiwa, tercatat berjumlah 1.671.450 orang.

Para pemimpin negara di dunia telah mengerahkan segala daya dan upaya untuk menghentikan "invasi" dan keganasan virus corona. Semua negara saat ini layaknya tengah berperang melawan musuh yang tak kasat mata, yakni berupa virus corona.

Sebagaimana dalam keadaan perang, setiap pemimpin negara berusaha untuk melindungi semua warga negaranya, melindungi seluruh rakyatnya sebagai sebuah kewajiban negara terhadap warga negara, kewajiban negara terhadap rakyatnya. Walau pun pada kenyataannya korban jiwa di banyak negara masih terus ada sampai saat ini,  karena para pemimpin negara belum memiliki "senjata" yang cukup memadai untuk melawan sang musuh.

Asa mulai datang. Beberapa negara dikabarkan telah berhasil membuat "senjata" untuk melawan sang musuh, virus corona. "Senjata" itu tak lain berupa vaksin, yaitu zat yang sengaja dibuat untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh.

Inggris, Amerika, Rusia, Jerman, dan Cina misalnya, mereka telah berhasil membuat beberapa jenis vaksin. Inggris telah berhasil membuat Vaksin AstraZeneca. Amerika telah berhasil membuat Vaksin Moderna, Johnson & Johnson, dan Pfizer (Vaksin yang disebut kedua bekerja sama dengan Jerman).

Kemudian Rusia telah berhasil membuat Vaksin Sputnik V. Sementara Cina telah berhasil membuat tiga jenis Vaksin, yaitu Cansion, Sinopharm, dan Sinovac (CoronaVac).

Bagaimana dengan Indonesia yang juga terlibat peperangan melawan virus corona sebagaimana banyak negara lain di dunia? Sekarang ini Indonesia sesungguhnya telah pula berupaya membuat "senjata", yaitu vaksin untuk melawan keganasan virus corona. Indonesia saat ini sedang mengembangkan Vaksin Merah Putih.

Dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih tersebut, pemerintah Indonesia menggandeng enam lembaga, yaitu Lembaga Eijkman, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), UI (Universitas Indonesia), UGM (Universitas Gadjah Mada), Unair (Universitas Airlangga), dan ITB (Institut Teknologi Bandung). Sayangnya Vaksin Merah Putih itu sepertinya baru akan siap diproduksi akhir tahun 2021.

Sementara itu kebutuhan akan "senjata", yaitu vaksin untuk melawan keganasan virus corona sangat mendesak. Oleh karena itu pemerintah Indonesia sementara, mau tidak mau harus membeli "senjata" vaksin itu dari negara lain terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun