Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lebaran Telah Tiba! (Tanpa Hore)

23 Mei 2020   21:43 Diperbarui: 23 Mei 2020   21:41 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sebulan lamanya umat Islam menjalankan ibadah puasa, tiba saatnya merayakan hari kemenangan. Seluruh umat Islam besok ahad, 1 Syawal 1441 H. bertepatan dengan tanggal 24 Mei 2020, merayakan hari lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Tentua saja untuk tahun 2020 ini perayaan Hari Raya Idul Fitri dipastikan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Tahun 2020 ini sebagaimana kita mafhum bersama situasi belum normal karena wabah Covid-19 belum juga mau pergi. Justeru agar wabah Covid-19 tidak terus merajalela, dituntut kesadaran semua untuk senantiasa disiplin menjalankan protokol kesehatan. Termasuk dalam hal ini berkaitan dengan pelaksanaan shalat Idul Fitri.

Dalam situasi normal, shalat Idul Fitri tentu dilaksanakan di masjid-masjid atau tanah lapang (terbuka). Tetapi dalam situasi seperti ini yang tidak normal, shalat Idul Fitri tidak ada salahnya dilaksanakan #diRumahSaja.

Hari Raya Idul Fitri sebagai hari kemenangan bisa dimaknai bahwa hari itu adalah hari "selebrasi" umat Islam, yang telah sukses melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadan. Sebagai hari "selebrasi", Hari Raya Idul Fitri tentu diwarnai dengan suasana yang penuh kegembiraan dan keceriaan.  

Akan tetapi umat Islam jangan berlebihan dalam merayakan "selebrasi" di Hari Raya Idul Fitri. "Selebrasi" baik dilakukan sewajarnya saja. Tidak bersikap boros terlebih lagi berperilaku mubazir.

Artinya dalam merayakan Idul Fitri tidak perlu mengada-adakan sesuatu yang tidak perlu. Akan lebih baik jika memang memilki rezeki lebih, digunakan untuk berdonasi bagi mereka yang sangat memerlukan uluran tangan. Apalagi di saat seperti  sekarang ini banyak warga masyarakat yang terdampak langsung oleh wabah Covid-19.

Hari Raya Idul Fitri justeru menjadi ajang pembuktian kemabruran dari ibadah puasa yang telah dilaksanakan selama satu bulan penuh. Apakah bisa mengendalikan nafsu atau keinginan-keinginan yang tidak perlu atau tidak ? Apakah memiliki kepedulian dan kepekaan sosial atau tidak ?

Orang yang benar-benar telah melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan mabrur, akan kelihatan dari adanya perubahan perilaku menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ada peningkatan amal kebaikan dari sebelumnya.

Idul Fitri secara etimologis bisa dimaknai dengan "kembali kepada kesucian". Dikatakan demikian karena semua manusia pada dasarnya, pada mulanya suci, bersih dari segala dosa. Ibarat bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya (Karena itu ada istilah ibarat bayi yang tak berdosa).

Manusia yang asalnya suci, bersih dari segala dosa itu kemudian jiwanya menjadi kotor karena melakukan perbuatan salah dan dosa. Hal itu karena sebagian manusia tidak bisa menahan godaan hawa nafsu yang ada dalam dirinya.

Jiwa manusia yang kotor itu bisa dihilangkan dan dikikis antara lain dengan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan itu. Jika selama sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan dengan baik dan benar, tak ayal lagi jiwa sesorang akan kembali suci, kembali  bersih.  

Kesucian atau kebersihan jiwa seseorang tentu tidak bisa dilihat secara kasat mata. Hal tersebut secara relatif hanya bisa dilihat dari penampakan sikap dan perilaku seseorang.

Sikap dan perilaku seseorang yang benar-benar memiliki jiwa yang bersih dan suci akan kelihatan berbeda dengan orang  yang sok bersih dan sok suci. Orang yang benar-benar memiliki jiwa yang bersih dan suci, sikap dan perilakunya terlihat otentik dan natural. Sementara orang yang sok bersih dan sok suci, sikap dan perilakunya akan terlihat tidak otentik dan semu.

Lebaran telah tiba. Selamat merayakan hari kemenangan, Hari Raya Idul Fitri bagi jiwa-jiiwa yang bersih dan suci. Menjaga kebersihan dan kesucian adalah hal yang urgen dilakukan daripada sekedar merayakan "selebrasi".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun