Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sikap Kritis, Karakter Asli Faisal Basri

22 Mei 2020   15:04 Diperbarui: 23 Mei 2020   04:03 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Faisal Basri (wartakota.com)

Ada dua hal yang membuat saya ingat nama ini: Faisal Basri. Pertama, karena pada tahun 1998, yakni 22 tahun yang lalu nama Faisal Basri merupakan salah seorang tokoh yang cukup berperan dalam melahirkan reformasi. Kedua, karena pada pemerintahan saat ini nama Faisal Basri sering disebut orang karena sikap kritisnya terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak populis.

Tahun 1998 Faisal Basri adalah salah seorang pendiri MARA (Majelis Amanat Rakyat), sebuah organisasi yang didirikan dan menjadi wadah para tokoh yang bersikap kritis terhadap pemerintahan Orde Baru waktu itu. MARA dideklarasikan pada tanggal 14 Mei 1998 di Galeri cafe, Jakarta.

Tercatat ada 50 orang nama tokoh besar dari berbagai latar belakang yang menjadi deklarator MARA. Ada nama Goenawan Muhammad (wartawan senior), Amien Rais (cendekiawan/akademisi), Nurcholish Madjid (cendekiawan/akademisi), Dawam Rahardjo (ekonom/cendekiawan), Rizal Ramli (ekonom/cendekiawan), Emil Salim (tokoh lingkungan hidup/cendekiawan), Arifin Panigoro (pengusaha), Adnan Buyung Nasution (adokat), dan lain-lain, termasuk  Faisal Basri (ekonom/akademisi).   

Bersama MARA, Faisal Basri berjuang dengan tokoh-tokoh lainnya mengkritisi pemerintah Orde Baru. Sampai suatu waktu, sebagian tokoh MARA berinisiatif membentuk partai  politik untuk memaksimalkan perjuangan. Mereka antara lain Amien Rais, Goenawan Muhammad, Albert Hasibuan, AM. Fatwa,  dan Zoemrotin.

Partai politik yang mereka bentuk dalam pertemuan Mega Mendung, Bogor (5-6 Agustus 1998) adalah Partai Amanat Bangsa (PAB). Partai ini bertugas memperjuangkan kedaulatan rakyat, demokrasi, kemajuan, dan keadilan sosial. Tetapi kemudian partai tersebut berganti nama menjadi Partai Amanat Nasional (PAN).   

Faisal Basri didaulat menjadi sekretaris jenderal partai tersebut. Sedangkan ketua umum dipercayakan kepada Amien Rais. Akan tetapi menjelang empat tahun kebersamaannya dengan PAN, pada tahun 2003 Faisal  Basri mengundurkan  diri.

Waktu itu Faisal Basri berbeda pandangan dengan beberapa elit PAN, termasuk dengan Ketua Umum PAN Amien Rais. PAN, menurut Faisal sudah tidak lagi mengutamakan kejujuran dan etika politik yang baik. "Mungkin PAN bukan habitat saya", begitu kata Faisal Basri saat itu.

Sikap kritis adalah salah satu karakter Faisal Basri. Semenjak dahulu sikapnya seperti itu. Jadi salah besar jika ada orang yang mengatakan bahwa Faisal Basri bersikap kritis hanya pada saat ini.

Seperti diketahui bersama, beberapa waktu yang lalu nama Faisal Basri disebut-sebut akan  diadukan ke polisi terkait sikap kritisnya terhadap salah seorang menteri pemerintahan Presiden Jokowi, yaitu menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. Terkait Luhut Binsar Panjaitan, Faisal Basri pernah menyebutnya "lebih berbahaya dari virus Corona".

Sebenarnya sikap kritis Faisal Basri tidak hanya terhadap Luhut Binsar Panjaitan saja,tetapi secara umum terhadap pemerintahan Presiden Jokowi sendiri. Kita bisa melihat "jejak" sikap kritis Faisal Basri tersebut dalam banyak cuitan di akun twitter pribadinya, @FaisalBasri.

Baru-baru ini Faisal Basri banyak mengkritisi kebijakan pemerintah terkait penanganan virus Corona (Covid-19). Dalam cuitan terakhirnya Faisal menilai pemerintah terkesan asal-asalan dan lebih banyak beretorika daripada tindakan nyata dalam menangani virus Corona (Covid-19).  Secara sinis ia menyebut "strategi" pemerintah tersebut sampai-sampai tak ada satu pun negara yang mampu meniru.

Selain itu, sebelumnya Faisal Basri banyak mengkritisi pemerintah mengenai ekspor-impor, masalah kemaritiman, omnibus law, pemberantasan korupsi, dan lain-lain. Kritik yang disampaikan Faisal Basri seringkali terasa sangat keras dan pedas, serta tajam layaknya silet.  

Begitulah Faisal Basri, dari dulu sampai sekarang seperti itu. Hal itu disebabkan karena sikap kritis memang karatkter asli dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun