Mohon tunggu...
Wiwik TriErnawati
Wiwik TriErnawati Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah sosial

Penggerak Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaga Kadar Kewarasan Kita di Dunia Pendidikan

4 Januari 2023   17:38 Diperbarui: 4 Januari 2023   17:40 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kadang aku bingung dengan duniaku
Dunia yang dulu enggan kurengkuh
Kemudian kumasuki  
Awal ku merasakan kenyamanan
Ini dunia yang ku cari
Tapi asa ku mulai padam
Ketika duniaku saat ini berputar-putar
Tidak jelas pijak yang kugenggam
Dunia yang ingin kuubah
Dunia yang ternyata penuh intrik di dalamnya
Ku jaga kadar maksimal kewarasanku ku di duniaku saat ini
Karena satu hal, senyum anak-anak masa depan yang ada di depanku
Kuhantar kan mereka mencapai asanya
Tanpa mereka harus tau betapa rumitnya duniaku saat ini

Hampir 1 (satu) minggu ini telah dimulai tahun ajaran baru. Kulihat wajah loyo anak-anak,  mereka bilang liburan kurang lama Bu. Ternyata sekolah bukan hal yang dirindukan oleh anak-anak. Anak-anak tidak seberapa antusias saling berbagi cerita ke teman-temannya tentang nilai-nilai mata pelajaran yang dicetak di raportnya.  Nilai bagus bukan hal yang harus dibanggakan,  orang tua juga paham akan hal tersebut, bukan nilai real, malu kalau harus dibanga-banggakan.
Terlepas dari hal tersebut,  para pendidik juga dalam kondisi wait and see untuk menanti kebijakan baru apa yang nanti tiba-tiba muncul di tengah-tengah jalan semester yang sedang berjalan tahun perjalanan genap tapel 2022-2023. Karena terlalu banyak kejutan dan sering berganti-gantinya kurikulum seolah sudah menjadi santapan panas yang menjadi modal para pendidik untuk memperkuat mental dan menjaga kadar kewarasannya. Tidak bisa dipungkiri,  setiap ada kebijakan baru yang kadang tanpa sosialisasi dan kita tidak memahaminya,  tapi tetap disuruh telan bulat-bulat,  ttetap patuh dan tidak boleh protes. Andai ada pemeriksaan kesehatan mental, yang patut diprioritaskan adalah para pendidik. Miris bukan. Belum lagi harus diperumit lagi dengan jumlah jam mengajar,  lancar tidaknya tunjangan dan beban administrasi lainnya.
Sungguh ironis, dunia yang awalnya dulu nyaman tetapi harus diguncang dengan berbagai kebijakan dan aturan yang membunuh rasa ketidaknyaman dengan segala bentuk alasan kita memasuki dunia digitalisasi. Revolusi di dunia pendidikan yang akhitnya berimbas pada kebijakan yang satu sisi memanusiakan siswa tetapi satu sisi kurang memanusiakan para pendidik.
Kritikan dari pakar pendidikan sudah banyak dilontarkan terhadap bebetapa kebijakan, tetapi tidak pernah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Pengkotak-kotakan guru,  membuat pengkastaan dalam dunia pendidikan tidak terelakan, pemisahan guru senior-yunior semakin tampak nyata.
Inilah duniaku yang katanya membawa paradigma ke perubahan yang lebih baik, ternyata tidak bisa lepas dengan praktik-praktik kapitalis dan kolonialis. Semua masih berharap dan menanti secercah harapan untuk duniaku kembali tersenyum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun