Mohon tunggu...
wiwik kurniaty
wiwik kurniaty Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendakwah Seharusnya Mencerahkan Umat

27 Mei 2022   09:53 Diperbarui: 27 Mei 2022   10:09 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penolakan Ustadz Abdul Smad (UAS) dan rombongan oleh otoritas Singapura menimbulkan kehebohan tersendiri bagi sebagian komunitas yang mengidolakan ulama ini. Meski menurut ketatanegaraan itu adalah hak Singapura, namun banyak yang menyatakan tidak terima dengan keputusan ini.

Lalu mereka melakukan serangkaian sikap yang menunjukkan bahwa mereka tidak terima dengan kebijakan itu. Diantaranya adalah rencana untuk melakukan demo di depan kedutaan Singapura di jakarta. Untung saja demo itu tidak jadi hujan. Mereka juga menyesalkan Kementrian Luar Negeri dalam hal ini Menteri Luar Negeri tidak memberikan komentar atau protes apapun soal ini.

Belum lagi kemarahan-kemarahan para simpatisan ini di media sosial mereka. Mereka mempersoalkan bahwa negara kecil seperti Singapura tidak selayaknya menolak ulama yang punya banyak pengikut di Indonesia. Ditambah lagi dengan keengganan pemerintah Singapura untuk minta maaf atas hal itu.

Terlepas dari banyak penilaian, secara fakta, UAS memang tidak dideportasi dari Singapura karena dia masih dalam wilayah imigrasi. Yang dilakukan Singapura adalah menolak kedatangan UAS dengan empat alasan, dan keempatnya mengarah soal kecenderungan UAS yang punya pandangan ekstrem  dan cenderung radikal soal agama.

Banyak pakar kemudian memberikan reaksi dari semua perkembangan soal UAS. Banyak yang mendukung sikap pemerintah Indonesia yang tidak bereaksi soal itu terutama para akademisi. Ibarat tuan rumah yang kedatangan tamu; dimana hal tuan rumah untuk menerima atau menolak tamu tersebut.

Yang menarik untuk dicermati adalah politisi Muannas Alaidid yang pernah dekat dengan para ulama. Dia menyebut bahwa kasus UAS seharusnya membuat kita mengambil banyak pelajaran dari itu. Menurutnya, penceramah apalagi yang memiliki banyak pengikut dan simpatisan sesungguhnya adalah pemimpin  sekaligus guru. 

Penceramah atau pendakwah seperti Abdul Somad, AA Gym dll seharusnya mengedepankan edukasi dan mencerahkan umat dengan ceramahnya, dan jangan sekali-kali membawa misi memecah belah umat yang secara fakta harus hidup berdampingan dengan umat berkeyakinan lain.

Apalagi Indonesia adalah negara dengan ratusan perbedaan yang harus kita terima secara takdir bangsa; entah itu perbedaan etnis, bahasa,  geografis sampai perbedaan keyakinan. Sehingga jika ajaran agama ditafsirkan dengan benar, maka seharusnya semuanya bisa berjalan dengan harmoni  dengan jalan saling menghargai dan tidak merendahkan.

Singapura juga multi etnis meski tidak seberagam Indonesia. Negara kecil ini punya kepentingan tersendiri atas keamanan negaranya (memberi rasa nyaman dan aman bagi warga dan para investornya dll). Sehingga keputusannya harus kita hormati dan lebih dari itu kita harus belajar banyak dari negara kecil Singapura tentang menghargai perbedaan antar warga agar terbentuk rasa nyaman dan aman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun