Mohon tunggu...
wiwik kurniaty
wiwik kurniaty Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Sebar Hoaks Soal Corona!

3 April 2020   02:47 Diperbarui: 3 April 2020   02:46 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: lapatilla.com

Beberapa waktu lalu media menayangkan penolakan masyarakat terhadap jenazah seorang penderita Covid-19 di dua desa di tiga kecamatan berbeda, yaitu desa TumiyangKecamatan Pekuncen dari desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Penolakan itu sendiri disertai dengan demonstrasi yang membuat usaha penguburan ketiga juga gagal.

Penderita positif itu sendiri sudah dirawat  Selama beberapa waktu di RS Margono Soekarjo Purwokerto dan meninggal pada Selasa (31/3/2020).

Fenomena itu menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa dan bagaimana Covid-19 itu. Mereka membayangkan bahwa virus Covid itu bisa melayang-layang di udara dan menyebar di mahluk hidup seperti flu. Akhir dari kisah itu adalah tidak jelas, jenazah itu akhirnya dikubur dimana tetapi sudah dikubur di suatu tempat. Bupati Banyumas sampai merasa perlu untuk ikut membantu petugas untuk menggali jenazah itu kembali serta membujuk masyarakat agar tenang dan menerangkan bahwa jenazah tersebut tidak berbahaya lagi.

Begitu juga pengetahuan soal apakah virus itu masih hidup atau melemah atau malah sudah mati pada jenazah, itu juga belum terlampau jelas bagi masyarakat. Ini menimbulkan polemic dan keresahan pada mereka. Itu semua menunjukkan bahwa belum benderangnya soal virus itu untuk masyarakat. Banyak masyarakat tidak tahu bagaimana virus itu hidup, berkembang biak dan menyebar di banyak orang.

Bupati Banyumas yang terjun langsung ke lapangan mengatakan bahwa informasi simpang siur yang diterima oleh masyarakat  melalui media sosial. Sayangnya media sosial punya sifat anonimalitas dalam proses penyebarannya, dimana sang pengirim bisa saja menyembunyikan jati dirinya kepada para pengikutnya. 

Begitu juga isi dari pesan, bisa saja tidak benar alias hoax karena media sosial berbeda dengan media mainstream dimana medsos tidak membutuhkan system verifikasi konten kepada nara sumber atau para pakar. Karena itu konten atau isi pesan di media sosial bisa dengan seenaknya diedit dan disebarkan dengan mudah kepada masyarakat luas. Masyakarakat yang belum punya literasi digital yang baik seringkali harus menelan kesimpangsiuran informasi.

Gambaran ini menunjukkan bahwa medsos berperan besar bagi perkembangan informasi apapun termasuk Pilpres sampai pandemic Corona. Tidak selayaknya masyarakat percaya soal pandemic Corona adalah serius karena menyangkut nyawa dan menyebar nyaris seluruh dunia. Kita harus bantu pemerintah dan semua pihak untuk menjaga ketenangan dan pemulihan warga yang menderisa sakit Corona. Bantuan itu berupa tidak menyebar hoax soal Covid-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun