Mohon tunggu...
wiwik kurniaty
wiwik kurniaty Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila adalah Indonesia

30 September 2017   11:52 Diperbarui: 30 September 2017   12:14 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila - http://www.nu.or.id

Tidak bosan-bosan kita harus saling mengingatkan, bahwa kita semua adalah Indonesia. Aku, kamu dan kita semua adalah Indonesia. Menjaga agar kita tetap satu, harus terus kita suarakan. Mari kita jadikan momentum hari kesaktian Pancasila, untuk kembali menegaskan bahwa kita adalah Indonesia. Bahwa Pancasila adalah dasar negara bangsa, yang harus dijalankan dalam kehidpan berbangsa dan bernegara. Menjadi Indonesia, harus mampu mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Karena nilai-nilai yang terkandung didalamnya, berasal dari nilai-nilai budaya lokal masyarakat Indonesia.

Berbicara mengenai hari kesaktian Pancasila, tidak bisa dipisahkan dengan isu komunisme. Setiap tahun, selalu saja ada pihak-pihak yang kembali memunculkan kebangkitan PKI. Padahal, secara aturan partai tersebut jelas-jelas dilarang di Indonesia. Seandainya ada, pasti akan berhadapan dengan persoalan hukum. Lalu kenapa masih saja isu seperti ini terus dimunculkan? Kalau sudah muncul, kemudian dibelokkan isunya menjadi si A adalah komunis, karena tidak mendukung si B adalah komunis, dan lain sebagainya.

Hal-hal semacam ini tentu harus menjadi kewaspadaan bersama. Jangan sampai kita masyarakat biasa menjadi korban informasi yang menyesatkan. Jadikan peristiwa serangan terhadap kantor YLBHI beberapa pekan lalu, menjadi pembelajaran buat kita semua. Tidak ada yang salah dengan kantor tersebut, kenap amarah dilampiaskan ke gedung tersebut? Lemparan batu menyebabkan kaca kantor YLBHI pecah. Ironisnya, semuanya itu hanya karena terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan di media sosial.

Padahal, hal yang sama sudah berkali-kali terjadi. Mungkin kita masih ingat peristwa pembakaran tempat ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada akhir 2016 lalu. Amarah masyarakat tidak tertahankan dan dilampiaskan ke beberapa tempat ibadah. Akibatnya, tempat ibadah yang tidak tahu apa-apa hangus terbakar. 

Kalau sudah begini, tidak ada satupun yang secara jantan mengakuinya. Setelah polisi menetakan tersangka, mereka kembali menggiring opini publik dengan mengeluarkan berita bohong. Merasa dikriminalisasi, negara tidak berpihak, atau isu apapun dimunculkan. Dan masyarakat yang tidak cek ricek, tentu akan terprovokasi. Dan hal inilah yang kemudian membuat masalah kian runyam.

Sekali lagi, mari kita kembali lagi ke Pancasila. Dengan menjalankan Pancasila, secara tidak langsung kita juga menjalankan ajaran agama dan adat istiadat yang ada. Karena Pancasila adalah Indonesia, maka semestinya kita juga menjalankannya dalam kehidupan nyata. Dalam budaya Indonesia, saling menghargai dalam keberagaman sudah menjadi karakter yang ada sejak dulu. Karena itu pula sembohan bhineka tunggal ika, terus dijadikan pedoman hingga saat ini. Dalam buka Sutasoma dijelaskan bahwa istilah Pancasila dulu dikenal Pancasila Krama, yang artinya tidak melakukan kekerasan, tidak boleh mencuri, tidak boleh berjiwa dengki, tidak boleh berbohong dan tidak boleh minum-minuman keras.

Akan menjadi sia-sia, jika generasi yang hidup di era yang serba modern ini, terus mengumbar kebencian antar sesama. Indonesia akan hancur, karena masyarakatnya terus berseteru. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda satu dengan yang lain. Karena itulah, Tuhan menganjurkan agar kita saling mengenal satu dengan yang lain. Dengan saling mengenal inilah, kita jadi tahu dan paham, bahwa keberagaman itu sejatinya merupakan anugerah dari Tuhan yang harus dijaga. Dan salah satu cara untuk menjaga itu adalah mengamalkan ajaran agama dan Pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun