Mohon tunggu...
Wiwik Agustina
Wiwik Agustina Mohon Tunggu... Long Life Learner

Hi, welcome to my universe! Exploring self-development and social issues, from science to digital marketing. Believing that thoughts shape actions, I strive to inspire positive change through impactful narratives.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kenapa Harus Ragu Ambil KPR? Ini 5 Alasan Pencegahannya

18 Juni 2025   16:01 Diperbarui: 18 Juni 2025   20:49 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kredit Kepemilikan Apartemen (Freepik/jcomp)

Keterbatasan itu adalah modal yang saya miliki untuk naik kelas, saya lahir miskin dan saya tidak mau mati miskin.

Akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan tentang contoh rumah subsidi 14 meter persegi dari Lippo Group. Dilansir dari CNBC, cicilan per bulan diusahakan berkisar 600 - 700 ribu. Apakah generasi mudah tertarik dengan rumah seluas kost ini? 

Disclaimer, artikel ini dibuat dari sudut pandang saya sebagai milenial yang mengambil KPA di sekitar ibu kota Jakarta. Kenapa saya tidak ragu? Tentu saja ragu, namun saya meminimalisir keraguan saya dengan mempersiapkan dan melakukan banyak hal. Apa saja?

Ada 5 hal penting yang saya pastikan sebelum melakukan KPA atau Kredit Kepemilikan Apartemen. Saya tidak membeli rumah karena kondisi saat itu yang masih single dan membutuhkan keamanan, kenyamanan, dan dekat dengan transportasi umum.

Mungkin, rumah akan menjadi pertimbangan jika saya sudah menikah dan memiliki seorang anak. Kali ini, saya akan berbagi 5 hal penting yang menjadi perhatian sebelum mengajukan KPA.

1. Memastikan bisa membayar minimal 20%

Saya selalu menjauhi apapun yang tidak membayar diawal, misalnya DP 0%. Saya baru mencari apartemen setelah memiliki uang liquid yang cukup, kala itu DP 20% senilai dengan 100 juta. Namun dengan meningkatnya pengetahuan saya terhadap keputusan finansial, saya menyadari bahwa saya belum mampu untuk mencicil apartemen sekalipun itu tenor 10 tahun.

Karena keputusan sudah diambil dan KPR sudah berjalan 10% maka mari selesaikan dan usahakan untuk mempercepat pelunasan. Dasar keputusan saya adalah uang kost dibanding uang cicilan punya selisih yang kecil.

2. Tenor maksimal adalah 10 tahun

Pertimbangan selanjutnya setelah punya DP 20% adalah maksimal tenor harus di angka 10 tahun. Kenapa? Karena semakin lama tenor yang cicilan, bunga yang dibayar semakin besar sekalipun cicilan lebih rendah. Setelah saya hitung hingga 10 tahun, bunga yang saya bayarkan tidak lebih dari 40% dari harga aset selama 10 tahun.

Baca juga: Kamu Punya Tabungan di Atas 100 Juta? Ternyata Hanya 1% di Indonesia

3. Punya dana darurat minimal 6 bulan pengeluaran

Memiliki dana darurat minimal 6 bulan adalah suatu hal yang penting karena tanggal sial tidak pernah tercatat di kalender. Maka, mempersiapkan diri untuk kondisi yang tidak menyenangkan menjadi prioritas kedua setelah mengetahui harga properti yang ingin dibeli. Jika saya tidak memiliki dana darurat saat itu maka KPA tidak akan pernah saya lakukan.

4. Maksimal cicilan KPA adalah 40%

Mungkin angka ini cukup besar, namun biaya hidup saya di Jakarta hanya 1.5 juta sebulan. Saya tidak membeli rokok, tidak suka belanja produk viral, tidak FOMO adalah alasan kenapa biaya hidup saya relatif kecil. Itu sudah termasuk biaya transportasi, makan, dan printilan dapur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun