Menentukan makna 'cukup' akan membantu Anda untuk bisa berbagi dengan orang lain bahkan saat tidak memiliki banyak.
Selain THR cair, 'Angpao' lebaran kerap kali menjadi kebiasaan yang ditunggu mendekati hari raya Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri menjadi momen kebahagiaan, kebersamaan, dan kemurahan hati, dimana saling memaafkan dan kembali ke fitrah menjadi inti dari perayaan ini.
Tradisi 'angpao' lebaran telah berlangsung lama di Indonesia, dimana seseorang memberikan 'angpao' atau hadiah uang kepada anggota keluarga yang lebih mudah, kerabat, atau yang membutuhkan.
Namun, ketika seseorang sedang mengalami kesulitan ekonomi, perlukah untuk tetap mempertahankan tradisi ini? Atau bisa berkompromi dengan pinjaman atau utang karena alasan 'memberi'?Â
Memberi dari kekurangan, perlukah?
"Kita tidak bisa memberi apa yang tidak kita miliki," merupakan judul dari sebuah buku Greg Hiebert, yang berisi tujuh kebiasaan mendasar untuk memiliki kepuasan hidup, salah satunya adalah dengan mengekspresikan rasa syukur.
Memberi adalah salah satu cara mengekspresikan rasa syukur karena masih memiliki sesuatu yang bisa dibagikan, namun bagaimana jika diri sendiri masih 'kurang'? Kurang diartikan sebagai belum atau tidak cukup. Dalam hal finansial, saat kita merasa 'kurang' maka dalam pengertian lain sebenarnya kita merasa 'belum cukup'.
Kata 'cukup' adalah sesuatu yang relatif, setiap orang memiliki angka yang berbeda. Pertanyaannya adalah berapa angka 'cukup' bagi Anda untuk bisa memberi?
Dengan kondisi ekonomi hari ini, banyak orang menahan diri untuk mempertahankan apa yang dimiliki. Menentukan makna 'cukup' akan membantu Anda untuk bisa berbagi dengan orang lain bahkan saat tidak memiliki banyak.
Namun, yang menjadi perangkap adalah saat mencoba memberi dari apa yang tidak dimiliki, misalnya mencari pinjaman atau berhutang. Hal ini sangat tidak disarankan dan perlu kita evaluasi ulang apa yang menjadi alasan kita memberi bahkan saat kita tidak memiliki?
Memaksakan diri dalam hal yang baik saat kita tidak memiliki akan menghasilkan suatu masalah, bukan kebahagiaan atau kepuasan dalam hati.