Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini telah menerbitkan 29 judul buku, 17 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Yang terbaru adalah novel Elang Menoreh: Perjalanan Purwa Kala (terbit 1 November 2018) terbitan Metamind, imprint fiksi dewasa PT Tiga Serangkai.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kilas Balik Jenius dalam "True Detective"

14 Juni 2019   18:26 Diperbarui: 19 Juni 2019   18:59 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stephen Dorff dan Mahershala Ali dalam musim ketiga

Salah satu teknik nulis yang kerap digunakan para penulis romance adalah flashback, atau kilas balik. Saat hendak menjelaskan cerita penting dari masa lalu, mereka menggunakan flashback dan bukan elemen literal lain, seperti dialog, deskripsi naratif, atau dokumen (kliping berita koran, surat menyurat, atau diary}. Dalam serial True Detective, teknik flashback dipakai pula namun dalam tingkat kesulitan yang lebih tinggi, yaitu sebagai cara sang penulis mengatur plot.

Pada musim pertamanya, kisah True Detective berlatar waktu tahun 2012, dengan flashback dari tahun 1995. Pasangan detektif Rust Cohle (Matthew McConaughey) dan Marty Hart (Woody Harrelson) harus melanjutkan lagi penyidikan kasus pembunuhan 17 tahun sebelumnya karena sang pelaku kejahatan ternyata masih berkeliaran dan kasus itu sendiri belum terselesaikan.

Unsur flashback dari tahun 1995 tidak dipakai sebagai penjelas adegan-adegan tertentu, melainkan sebagai subplot. Maka sepanjang musim yang tersusun atas delapan episode tersebut, kita akan disuguhi dua "alur" sekaligus yang berjalan beriringan, yaitu kejadian-kejadian dari tahun 1995 saat Rust dan Marty menyelidiki kasus pembunuhan terhadap Dora Lange, dan peristiwa tahun 2012 saat keduanya diinterviu kembali terkait peristiwa tersebut.

Ini mirip teknik bercerita serial Arrow, yang dalam beberapa musim pertamanya memakai teknik serupa. Ada peristiwa saat Oliver Queen alias Arrow (dan kemudian Green Arrow) berkiprah sebagai superhero pada masa kini, dan ada alur cerita lima tahun sebelumnya yang melatarbelakangi transformasinya dari seorang anak miliuner tak bertanggungjawab menjadi seorang pendekar panah tanpa tanding.

Flashback sebagai plot dikembangkan makin yahud di True Detective pada musim penayangan ketiganya yang berlangsung antara 13 Januari hingga 24 Februari 2019 lalu di HBO.

Jika pada musim pertama hanya ada dua alur waktu, musim ketiga memuat tiga sekaligus, yaitu peristiwa asli tahun 1980, penyelidikan kembali tahun 1990, dan penuntasan perkara pada tahun 2015 saat kedua detektif penyidik, Wayne Hays (Mahershala Ali) dan Roland West (Stephen Dorff) sudah berusia lanjut.

Kasusnya sendiri adalah mengenai lenyapnya dua anak kecil, Will dan Julie Purcell, masing-masing 12 dan 10 tahun, saat mereka pit-pitan ke areal hutan pada suatu sore tahun 1980.

Kedua orangtua mereka yang telah pisah ranjang, Tom (Scoot McNairy) dan Lucy (Mamie Gummer), jelas bingung, sebelum kemudian Wayne dan Roland turun tangan menyelidiki. Wayne yang merupakan veteran Perang Vietnam dan memiliki keahlian sebagai pelacak jejak berhasil menemukan Will di dalam gua, dalam keadaan tak bernyawa lagi.

Julie lenyap, namun kemudian sebuah surat kaleng datang ke rumah keluarga Purcell yang menyebut anak itu masih hidup dan baik-baik saja. Meski begitu, kasus ditutup ketika pihak berwenang menyatakan bahwa pelaku kejahatan itu adalah seorang pemulung bernama Brett Woodard (Michael Grayeyes).

Wayne yang tak puas dengan keputusan para atasannya kemudian dimutasi ke bagian administrasi. Pada saat yang sama, kekasihnya yang tak lain guru Will, yaitu Amelia Reardon (Carmen Ejogo), mulai menulis kasus tersebut untuk dijadikan buku.

Tahun 1990, kasus itu dibuka kembali saat ketahuan bahwa Julie ternyata masih hidup. Roland yang sudah jadi letnan membentuk tim khusus dan mengajak Wayne kembali berkarier sebagai detektif.

Saat itu Amelia sudah menjadi istri Wayne, dan ikut serta melakukan penyelidikan sendiri untuk buku sekuel. Ketegangan memuncak karena Wayne tak menyukai upaya Amelia itu. Urusan yang jadi rumit kemudian membuat Wayne dan Roland terlibat pembunuhan dan Wayne terpaksa purnatugas dari dinas kepolisian.

Lima belas tahun kemudian, tepatnya 2015, Wayne terpaksa kembali berurusan dengan kasus hilangnya Will dan Julie. Ia diwawancarai seputar kasus itu oleh Elisa Montgomery (Sarah Gadon), seorang sineas film dokumenter. Meski sudah sepuh dan pikun, Wayne kemudian menghubungi Roland dan melacak kembali semua petunjuk sehingga akhirnya bisa menemukan apa yang sesungguhnya terjadi pada Will dan Julie 35 tahun sebelumnya.

Pada kisah-kisah biasa, latar waktu yang digunakan jelas adalah tahun terkini, yaitu 2015. Kemudian peristiwa-peristiwa penting dari tahun 1980 dan 1990 dihadirkan sekilas untuk menjelaskan ingatan Wayne dan Roland tentang kedua periode tersebut pada pemirsa. Namun dalam True Detective, kisah pada ketiga latar waktu itu berjalan beriringan secara rapi dalam tiap episode.

Dengan cara begitu, kita pemirsa akan mendapat suguhan tiga misteri sekaligus, karena semua fakta yang ada pada ketiga latar waktu diungkap sedikit demi sedikit.

Skenario yang ditulis sendiri oleh sang kreator merangkap produser Nic Pizzolatto (dan David Milch serta Graham Gordy pada musim ketiga) benar-benar satu produk tingkat tinggi. Permainan plot biasanya berkait dengan lokasi, seperti dalam novel-novel thriller Dan Brown, namun dalam True Detective, itu dilakukan berdasar latar waktu.

Serunya lagi, perbedaan waktu tak ditandai dengan petunjuk apa pun, yang biasanya berupa tulisan di layar yang menunjukkan angka tahun atau kalimat semacam "15 tahun yang lalu". Pemirsa pun harus jeli melakukan pengamatan sendiri, sehingga tahu adegan yang tengah hadir berasal dari periode yang mana.

Petunjuk hanya datang dari wujud fisik para tokoh, yang menunjukkan kualitas make up luar biasa. Wayne pada 1980 benar-benar masih muda usia akhir 30-an, sedang Wayne tua tahun 2015 benar-benar terlihat penuh kerut yang sangat realistis.

Dan tentu harus disebut pula kualitas akting para pemain yang sangat luar biasa, terutama Ali. Ia merupakan aktor Muslim pertama yang meraih Piala Oscar kategori Aktor Pendukung Terbaik di film Moonlight (2016). Setiap dialog, gesture, dan bahkan tatapan mata sungguh-sungguh menggambarkan karakter seorang Wayne Hays yang menjumpai seluruh sendi kehidupannya terganggu gara-gara kasus hilangnya kedua anak Purcell itu.

True Detective sendiri mulai tayang tanggal 12 Januari 2014, dan setiap musim terdiri hanya atas delapan episode. Beda dari serial-serial lain dengan alur cerita berkelanjutan, yang dihadirkan Pizzolatto di sini adalah sebuah antologi kisah. Artinya, tiap musim menghadirkan kisah dan tokoh-tokoh yang berbeda.

Bila musim pertama menghadirkan Harrelson dan McCounaghey dan musim ketiga dengan Ali serta Dorff, Colin Farrell dan Rachel McAdams muncul pada musim kedua. Para aktor yang tampil memang bukan langganan pemain serial TV, melainkan layar lebar. Tak aneh serial satu ini termasuk dalam suguhan HBO yang sangat dinanti-nanti selain Game of Thrones.

Dengan konten yang sedemikian kuat, menarik untuk ditunggu terobosan apa lagi yang akan dihadirkan oleh Pizzolatto, mantan profesor sastra di tiga universitas berbeda itu, untuk musim tayang keempat yang seharusnya bakal hadir tahun depan. Nama-nama besar lain di dunia seni peran kelas Academy Awards, atau bisa saja latar waktu yang berganda empat atau lima sekaligus!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun