Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini telah menerbitkan 29 judul buku, 17 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Yang terbaru adalah novel Elang Menoreh: Perjalanan Purwa Kala (terbit 1 November 2018) terbitan Metamind, imprint fiksi dewasa PT Tiga Serangkai.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Origin", saat Langdon Dikejar Bupati

19 Desember 2018   18:32 Diperbarui: 19 Desember 2018   18:54 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi pribadi

Setelah beberapa buku, membaca karya-karya Dan Brown sungguh terasa seperti piknik ke tempat-tempat eksotik bersama rombongan biro wisata. Segalanya kaya warna dan mengisi kekosongan hati, namun terpola terjadwal rapi dan pasti membosankan bagi traveler berjiwa advonturir yang terbiasa membolang dan backpaker-an. Situasi itu sangat terasa begitu saya menutup halaman terakhir Origin.

Dibuka dengan pertemuan futurolog miliuner Edmond Kirsch dengan pemuka tiga agama wahyu di Biara Montserrat, Spanyol, Origin menghadirkan dua pertanyaan penting: "Dari mana kita berasal?" dan "Apa tujuan hidup kita?". Dalam ilmu kebatinan Kejawen, ini biasa disebut dengan istilah "Sangkan paraning dumadi". Meski begitu, "sangkan paran" yang dibahas Brown di sini sedikit beda dari pemahaman yang ada di Jawa.

Penemuan ilmiah Kirsch soal dua pertanyaan penting itu merupakan sesuatu yang luar biasa dan diprediksi bakal menggemparkan umat manusia, terutama dalam keyakinan soal agama.

Maka sebelum menyebarluaskan hal itu, ia terlebih dulu menemui pemuka agama Katolik Uskup Antonio Valdespino, pemimpin umat Yahudi dari Hungaria Rabbi Yehuda Koves, dan ulama kenamaan Islam dari Uni Emirat Arab Syed al-Fadl. Dan jelas mereka resah serta sangat terganggu oleh presentasi Kirsch soal penemuannya itu.

Apa sesungguhnya yang ditemukan Kirsch? Pertanyaan inilah yang disimpan Brown sebagai gong sepanjang 689 halaman Origin. Cerita kemudian berpindah ke Museum Guggenheim yang spektakuler di Kota Bilbao, tempat Kirsch akan mengumumkan penemuannya secara streaming. Kawan akrab kita simbolog Robert Langdon hadir sebagai tamu undangan khusus. Dan seperti biasa, di mana ada dia, kekacauan pasti terjadi.

Acara berantakan pada detik-detik ketika Kirsch akan memulai presentasinya oleh sebuah peristiwa pembunuhan. Dan di tengah kekacauan, Langdon dipaksa pergi oleh Winston, asisten Kirsch yang tidak berupa manusia, untuk melanjutkan pekerjaan Kirsch mengungkap penemuan itu pada dunia. Ia bersama Ambra Vidal, Direktur Museum Guggenheim berusia 39 yang sangat smart dan cantik serta merupakan calon istri Pangeran Julian, putra mahkota Spanyol.

Dari titik itu, Origin menyusuri rute yang sudah "terjadwal rapi" dalam novel-novel Dan Brown. Langdon (dan partner yang pasti cantik) bertualang dari satu tempat ke tempat lain sepanjang malam. Mereka membongkar bermacam puzzle satu demi satu untuk mencari berkas presentasi Kirsch dan mengungkapkannya pada dunia.

Sepanjang jalan, mereka diburu pembunuh sadis yang dikirim oleh satu organisasi konspirasi jahat yang mati-matian mencegah agar penemuan Kirsch tidak pernah diketahui siapapun. Sang pembunuh adalah Laksamana Luis Avila, dan ia melakukan misi suci atas perintah orang tak dikenal yang hanya menyebut dirinya dengan julukan The Regent (kalau diterjemahkan ke Bahasa Indonesia jadi "Bupati"!).

Tentu ada beberapa alur minor yang mengiringi petualangan Langdon dan Vidal, yaitu tentang pelarian Pangeran Julian dan Valdespino, tentang Monica Martin sang petugas humas istana Spanyol, juga tentang dua agen pengawal istana yang mengejar Langdon dan Vidal ke Barcelona.

Di situ hadir tokoh whistleblower misterius bernama Monte yang terus-menerus mengirim info-info menggemparkan ke laman para pegiat teori konspirasi dan membuat kasus penemuan Kirsch makin menghebohkan.

Topik bahasan terpenting dalam buku ini adalah soal pertentangan paham soal asal muasal kehidupan antara kubu Creationism dan Darwinism. Para agamawan meyakini kehidupan tercipta oleh Tuhan lewat Adam dan Hawa yang kemudian menurunkan seluruh umat manusia yang ada sekarang ini. Sedang para agnostik dan ateis (diwakili Kirsch) berteori bahwa kehidupan semata tercipta oleh reaksi ilmiah yang berlanjut melalui jalur evolusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun