Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini telah menerbitkan 29 judul buku, 17 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Yang terbaru adalah novel Elang Menoreh: Perjalanan Purwa Kala (terbit 1 November 2018) terbitan Metamind, imprint fiksi dewasa PT Tiga Serangkai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rendang Terakhir

29 April 2016   21:22 Diperbarui: 29 April 2016   21:42 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan ia tengah tak punya rencana atau jadwal apa pun hingga besok sore. Jadi bebas baginya untuk bermalam di sini, lalu—jika nanti semua memungkinkan, atau Toni memintanya—ia bersedia melepaskan semuanya bagi laki-laki itu. Dan yang ia maksud benar-benar semua. Apa saja.

Sebab pria seperti Antonio Napolitano tak datang tiap hari, atau bahkan dalam tiap masa hidup. Dia tampan dengan wajah bule Italia-nya yang mengguncang. Dan bila tengah melepas baju, seluruh lekuk tonjolan otot-ototnya di lengan, dada, perut, dan perut bagian bawah, membuat Sara rela dijuluki pervert.

Toni peranakan Florence dan Bandung. Kedua orang tuanya bercerai saat ia masih SMP, dan tak ikut Marco Napolitano pulang ke Italia, melainkan malah menetap di Kota Kembang hingga SMA sebelum kuliah dan bekerja di sini, di Jakarta. Dan ia pun menjadi anomali yang aneh: berlogat Sunda kental namun bule.

Mereka berkenalan tiga minggu lalu dalam sebuah gala dinner penggalangan dana untuk penderita autisme yang digelar Erick Tohir. Lalu pesona fisik yang sama-sama berada di tingkatan teratas membuat keduanya lekas tenggelam satu sama lain. Toni begitu memuja Sara, itu pasti. Sara yang berkulit bersih, berwajah campuran Eropa-Oriental, dan berdada penuh, adalah impian terbanal semua pria. Dan terlebih, dengan usia belum menginjak 27 tahun, Sara Palupi Affandi telah malang melintang di Eropa dan Amerika memberikan berbagai ceramah mengenai motivasi dan kecerdasan emosional, juga menulis buku-buku yang semuanya best-seller.

Dan di sisi itulah Toni masih menjadi misteri bagi Sara. Apa pekerjaan Toni? Ia memberikan donasi Rp 2 miliar di acara gala dinner itu, dan mengendarai Bentley atau Rolls Royce Phantom. Lalu tempo hari bertelepon dengan Jack Ma untuk janji akan bertemu di Bali bulan depan.

Tiap kali ditanya, pria itu hanya tertawa, lalu mengalihkan pembicaraan ke topik lain. Dan Sara sudah kehabisan imajinasi untuk mencoba menebak apa kira-kira profesi prianya itu. Pialang saham? Investor? Pengusaha perminyakan? Bos laman e-commerce sukses? Produser film Hollywood?

“Aku seorang supplier.”

Sara melengak. Ia melepaskan pelukannya. Duduk tegak sedikit menjauh agar bisa menatap Toni.

Are you reading my mind now...?”

Toni tertawa. “Ah, kau sedang memikirkan itu rupanya. Fortunately, malam ini sudah kuputuskan untuk cerita semuanya, agar kau tidak penasaran lagi.”

“Baguslah kalau begitu,” Sara menarik napas lega. “Supplier ya? Barang apa yang kamu suplai? Tentunya ceritamu juga akan sampai ke sana kan?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun