Mohon tunggu...
Wiwid Rizki
Wiwid Rizki Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Pemula

Hanya sekesar menulis opini

Selanjutnya

Tutup

Money

Tolong, Tanah Timur Butuh Bantuan!

12 Desember 2017   10:00 Diperbarui: 17 Maret 2019   18:33 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tangkapan layar pada tayangan YouTube

Provinsi Papua adalah salah satu daerah yang berada di timur Indonesia dan merupakan provinsi yang memiliki wilayah terluas di Indonesia. Tanah Papua sangat kaya akan sumber daya alamnya, dengan sektor pertambangan sebagai penyumbang tertinggi yakni sebanyak lebih dari 50% perekonomian Papua. Selain itu, varietas tanaman komersial yang terdapat di Papua juga sangat kaya, baik yang didapatkan di hutan maupun melalui perkebunan. 

Tanah Papua sendiri 90 persennya terdiri dari hutan, yang dipadati lebih dari 1.000 spesies tanaman dan 150 di antaranya merupakan tanaman komersial. Hutan juga menyumbang kayu yang berperan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Sektor lainnya yang juga menunjukkan potensi signifikan adalah perkebunan, persawahan, perikanan, dan peternakan.

Dengan potensi alam yang melimpah, tanah Papua masih tergolong sebagai daerah yang tumpang. Mengapa demikian?, berdasarkan data dari BPS tahun 2016, Provinsi Papua memiliki presentase penduduk miskin sebesar 28.54 % , angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar 28,17 %. 

Kemiskinan tersebut merupakan salah satu dampak dari tingkat pendidikan masyarakat Papua yang tergolong rendah. Buktinya, tenaga kerja di Papua didominasi oleh penduduk yang tidak/belum tamat sekolah dasar, yakni sebesar 55,88 %. Untuk itu, Provinsi Papua membutuhkan banyak tenaga kerja terdidik guna mengembangkan potensi yang ada di tanah papua serta meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.

Berdasarkan data dari BPS tahun 2017, Jumlah penduduk di Papua sebanyak 3.265.202 jiwa. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan luas wilayah provinsi Papua yakni sebesar 316.553,074 km.

Tingkat kepadatan penduduk yang rendah dengan hasil kekayaan alam yang melimpah seharusnya dapat menjadi potensi yang sangat besar untuk memajukan tanah Papua agar tak lagi tumpang. Untuk itu, Papua membutuhkan sumber daya manusia yang baik agar kekayaan alam tersebut dapat dikelolah secara optimal. 

Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja terdidik, baik dari masyarakat Papua yang sedang menimba ilmu di luar Papua untuk kembali dari migrasi sementaranya, maupun masyarakat dari luar untuk bermigrasi ke Papua. Hal tersebut selain untuk memajukan tanah Papua, juga dapat membantu program pemerintah dalam pemerataan penduduk di Indonesia agar tidak terpusat di pulau Jawa.

Kayanya tanah Papua, memunculkan ketertarikan para imigran untuk datang ke Provinsi Papua. Buktinya, dari tahun ke tahun jumlah imigran yang datang ke Papua semakin meningkat. 

Berdasarkan data migrasi risen Papua, setiap 5 tahunnya, jumlah imigran yang masuk lebih besar dari jumlah emigran yang ke luar, yakni pada tahun 2015, ada sebanyak 61.203 jiwa yang masuk ke tanah dan sebanyak  47.849 jiwa yang keluar dari tanah Papua. Diharapkan dengan segala potensi yang dimiliki tanah Papua, jumlah penduduk yang bermigrasi keluar dapat berkurang setiap tahunnya sehingga tanah Papua tidak kehilangan penduduk lokal yang seharusnya dapat memajukan tanahnya sendiri.

Selain mengharapkan migrasi masuk dari luar Provinsi Papua, diharapkan agar masyarakat lokal dapat berkompeten dalam mengembangkan daerahnya. 

Mirisnya, penduduk yang berpendidikan tinggi lebih memilih untuk bekerja dan menetap di luar Provinsi Papua, itulah yang menyebabkan tanah Papua tumpang. Untuk itu, kerja sama antara masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan dalam pengambilan kebijakan, yang mana kebijakan tersebut seharusnya mampu memaksimalkan potensi yang sudah ada di Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun