Mohon tunggu...
Ardian Wiwaha
Ardian Wiwaha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tak Sulit Memenjarakan Cikeas

21 November 2016   08:17 Diperbarui: 21 November 2016   08:37 17545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suhu politik Indonesia kembali memanas, tatakala calon Gubernur Petahan DKI-Jakarta 2017 yang diunggulkan Basuki Tjhaya Purnama atau yang dekat dengan disapa Ahok ditetapkan menjadi tersangka (17/11) terkait kasus dugaan penistaan agama.

Namun siapa sangka, setelah Ahok dirong-rong dengan hujaman granat dan bentuk penolakan disetiap kampanye yang Ia selenggarakan, santer terdengar nama lain yang “katanya” juga berpotensi masuk kedalam lingkar penegakan hukum.

Hal yang wajar apabila seorang tokoh besar sekelas tokoh Cikeas yang telah menjabat sebagai Presiden selama dua periode masih menyisakan sekelumit cerita kusam yang “mungkin” lupa untuk disapu.

Sebuah Fitnah, Sebuah Kunci

Itulah yang pas tergambar saat ini, apabila mengkaitkan hubungan antara Cikeas dan Mantan Ketua KPK Antasari Azhar yang baru saja keluar dari masa penahanannya.

Deras isu berjalan, ketika desas desus publik menyuarakan bahwa Antasari merupakan salah satu aktor kunci yang dapat memenjarakan tokoh Cikeas. Bagaimana tidak, Antasari yang divonis 18 tahun penjara di tahun 2009 dulu dan “syukur” saat ini telah keluar dari penjara, diduga adalah korban fitnah kekejaman kekuasaan.

Antasari yang saat itu merupakan Ketua Lembaga Anti Raswah, berhasil menciptakan segudang prestasi. Penangkapan banyak koruptor mulai dari kalangan politikus, pejabat pemerintahan, hingga besan orang nomor satu dinegeri ini pun disikat.

Dikabarkan penangkapan Aulia Pohan yang merupakan besan Mantan Presiden SBY murni karena tersandung kasus korupsi pencairan dana yayasan BI sebesar 100 miliyar. SBY dikabarkan marah dan murka, karena penangkapan sang besan dinilai telah menjatuhkan elektabilitas dan popularitas yang kala itu sedang mengikuti pilpres keduanya.

“Demi Allah saya tidak Pernah Membunuh Nasrudin”

Apakah pernyataan diatas hanya kiasan Antasari untuk menarik simpati Publik? Atau itu fakta bahwa dirinya hanyalah korban fitnah? Sudah saatnya Antasari menjelaskan sebuah kebenaran tunggal.

Hilangnya Dokumen TPF Munir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun