Mohon tunggu...
Biso Rumongso
Biso Rumongso Mohon Tunggu... Jurnalis - Orang Biyasa

Yang terucap akan lenyap, yang tercatat akan diingat 📝📝📝

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kompasiana Mainan Usang!

19 Mei 2011   13:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:27 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak saya bilang, papa punya mainan baru. Mainan itu bernama Kompasiana. Dan ibarat mainan, Kompasiana adalah mainan baru yang cukup menyenangkan. Sejak menjadi anggota 10 Mei lalu banyak kebiasaan saya berubah. Meski sama-sama terkait bidang tulis menulis, memposting tulisan di Kompasiana telah memberi hiburan tersendiri yang mewarnai pekerjaan harian saya yang mulai terasa mekanis. Saya memang tak bisa setiap waktu membuka Kompasiana. Bahkan mulai pukul 14.00 hingga 20.00 praktis tenggelam dalam pekerjaan yang begitu padat karena terkait deadline. Setelah pekerjaan usai, biasanya sekitar 1 hingga 1,5 jam melakukan relaksasi, ngobrol ngalor-ngidul, dan merokok bersama teman-teman, kemudian pulang. Kebiasaan itu kini berubah. Usai menunaikan pekerjaan, kini saya membuka Kompasiana dan memposting tulisan apa saja yang ada di kepala saya. Satu hal positif, saya bisa mengurangi merokok karena Kompasiana. Di rumah juga begitu. Setiap membuka komputer, Kompasiana yang pertama. Kebiasaan main game  berganti dengan membuat tulisan untuk Kompasiana. Untungnya semua ide di kepala untuk sementara lancar-lancar saja. Hal positif lain, saya bisa melibatkan anak saya untuk ikut menampilan karya di Kompasiana (lewat tulisan Dongeng tentang Atun). Sepertinya Kompasiana cukup berhasil memenuhi salah satu kodrat manusia sebagai mahluk sosial. Lewat kompasiana, meski tak berjumpa muka, kita bisa berinteraksi sosial. *** Sebelum Kompasiana saya begitu menganggumi facebook. Lewat jaringan sosial ini tiba-tiba saya bisa kembali berinteraksi sosial dengan kawan- kawan lama. Saya juga bergairah membuat status dan kemudian banyak yang menanggapi. Puluhan note juga mampu saya ciptakan dan kebetulan sebagian diantaranya ada yang membukukan lewat Kumpulan Cerpen 2 Wartawan Olahraga. Namun lama-lama facebook pun membuat saya bosan. Sejak lama saya hanya menjadi anggota pasif di media sosial itu. Saya juga pernah ikut ngeblog bersama Wordpress namun juga bosan bahkan kecewa karena sepuluh besar yang ditampilkan di halaman muka  media ini didominasi oleh blog berisi toto gelap (togel) yang notabene adalah judi. Ada juga media sharing community seperti Dagdigdig dan Politikana. Namun  tak bisa membuat saya bertahan lama. Saya menulis catatan ini bukan hanya karena saya senang menjadi bagian dari keluarga besar Kompasiana. Lebih dari itu saya juga khawatir tak lama lagi, entah kapan, bakal disergap kebosanan. Karena itu saya berharap Admin Kompasiana bisa membaca zaman. Tentang bagaimana cara membacanya, pastilah para Kompasianer lain, yang lebih lama menjadi anggota, sudah menyampaikannya. Ingat, sebuah mainan baru selanjutnya akan menjadi mainan lama dan usang. Karena itu lebih baik saya memilih judul seperti di atas (Kompasiana Mainan Usang). Maksudnya cuma untuk mengingatkan. Sebab jika judul memuji malah bahaya karena bisa bikin terlena lalu benar-benar menjadi usang.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun