Jika PDIP dan sejumlah partai lainnya sudah memastikan Jokowi sebagai calon presiden (capres) 2019, Partai Gerindra baru tahap "merayu" Prabowo Subianto untuk mau maju lagi sebagai capres melawan Jokowi.
Rayuan berbentuk deklarasi dukungan dilakukan delapan pimpinan cabang Partai Gerindra se-Banten di Kota Serang pada Sabtu, 24 Februari 2018.
Petinggi Partai Gerindra Desmond J Mahesa menyatakan bahwa pertemuan delapan pimpinan Gerindra se-Banten itu ibarat akumulasi aspirasi para kader yang menghendaki Prabowo mencalonkan lagi menjadi Capres 2019-2024.
Prabowo memang pernah menyatakan akan maju lagi di ajang Pilpres asal Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menang dalam pemilihan Gubernur DKI melawan petahanan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) -- Djarot Saiful Hidayat.
Pernyataan itu ia sampaikan saat berpidato di atas panggung kampanye Anies-Sandi 5 Februari 2017 di Lapangan Banteng. Saat massa berteriak kompak untuk mendukung Prabowo menjadi presiden di tahun 2019. .
"Kalau kalian ingin saya jadi presiden 2019, Anies-Sandi gubernur dan wagub DKI. Oke?" tantang Prabowo
Anies-Sandi kemudian menang. Namun Prabowo menjadi capres tak semudah membalikkan telapak tangan.
Dalam Konferensi Nasional pada Oktober 2017, para kader sudah meminta Prabowo menjadi calon presiden, namun sang ketua umum Gerindra itu menolak.
"Pada saat Rakernas (Konferensi Nasional pada Oktober 2017), kita mengusulkan Prabowo untuk maju kembali, tapi beliau merasa sudah tua, kita disuruh kader yang lebih muda," kata Desmond di Banten.
Saat memberikan sambutan dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-10 Partai Gerindra 10 Februari 2018 lalu Prabowo malah berseloroh bahwa yang bisa menjadi presiden Indonesia berdasarkan nama yang berakhiran huruf O.
Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono, misalnya, telah memenuhi syarat menjadi presiden Indonesia lantaran namanya berakhiran huruf 'O'. Fadli Zon, lanjutnya, masih bisa menjadi capres Indonesia bila namanya diubah, yakni menjadi Fadli Zono. Candaan itu boleh dibilang cukup segar dan disambut dengan gerrr..