Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nyepi Tahun Saka 1942 di Tengah Wabah Corona

27 Maret 2020   16:32 Diperbarui: 28 Maret 2020   06:07 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malam Nyepi dengan cahaya Bintang sumber : twipu.com

Tahun ini adalah perayaan Nyepi yang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya beberapa hari menjelang hari Raya Nyepi umat Hindu melaksanakan acara melasti yakni ritual penyucian ke pantai, semua warga biasanya ikut melakukan prosesi ini, para wisatawan mengabadikan ritual tersebut dengan kameranya, mereka juga terlihat sangat tertarik mengikuti jalannya prosesi, namun kali ini di tengah wabah corona, umat Hindu membatasi diri melaksanakan ritual tesebut, bukan karena mereka tidak percaya terhadap Tuhan lagi, namun karena menggunakan nalar agar terhindar dari wabah corona. 

Di pura tempat tinggal saya, hanya beberapa pemuka agama yang melaksanakannya ke pantai, kemudian dari pantai mereka membawa air suci dan prosesi dilaksanakan di pura tanpa melibatkan banyak orang.

Melasti yang diikuti maksimal 25 orang sumber: bbc.com
Melasti yang diikuti maksimal 25 orang sumber: bbc.com
Sehari sebelum Nyepi yakni di hari Pengerupukan biasanya diadakan pawai ogoh-ogoh yang melambangkan Buthakala ( sifat buruk), ogoh-ogoh diarak mengelilingi desa atau kota, setelah itu dibakar untuk melambangkan kekalahan sifat buruk tersebut, namun kali ini tidak diadakan. Awal ya ada beberapa kelompok pemuda yang kecewa, namun ketika akhirnya diberi pengertian, mereka akhirnya sadar dan menyimpan kembali ogoh-ogoh tersebut.

Di hari Nyepi, umat Hindu melaksanakan catur brata penyepian yaitu  amati geni ( tidak menyalakan api) yang artinya tidak ada proses memasak sehingga umat berpuasa, amati karya ( tidak bekerja, amati lelungan ( tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang atau mencari hiburan) . bertepatan dengan hari Nyepi tahun ini, umat Hindu juga menjalankan himbauan pemerintah yakni amati lelungan ( tidak bepergian dilaksanakan sampai tanggal 30 Maret 2020. 

Suasana Tabanan sehari setelah Nyepi, jalan masih lengang dan akan berlangsung sampai tanggal 30 Maret sumber : info tabanan
Suasana Tabanan sehari setelah Nyepi, jalan masih lengang dan akan berlangsung sampai tanggal 30 Maret sumber : info tabanan

Hal ini mungkin di kota lain jika diterapkan akan cukup berat. Namun di Bali masyarakat cukup tertib, saya sendiri sampai di hari ke 3 masih tetap di rumah bersama suami dan anak, begitu juga tetangga satu kompleks perumahan.

Kabupaten Tabanan tempat tinggal saya, sudah dikonfirmasi ada yang positif Covid-19 dan dirawat di BRSUD Tabanan, yaitu 2 orang WNA dan 1 orang WNI, sehingga dengan himbauan untuk tidak keluar dari rumah ini diharapkan penularan corona dapat diputus.

Tempat wisata ditutup
Tempat wisata ditutup

Tempat-tempat wisata juga sudah ditutup sebelum hari raya Nyepi, mulai besok pasar mulai dibuka dari jam 11 sampai jam 2 siang, saat matahari sudah mulai bersinar, warga yang masuk pasar juga dihimbau sudah dalam keadaan bersih, sebelum masuk disemprot cairan disinfektan dan mencuci tangan, selain itu mereka yang membeli kebutuhan diharapkan membeli secukupnya saja. Warung makan juga dihimbau tidak melayani pelanggan yang makan di tempat, mereka harus membeli makanan yang dibungkus dan dibawa pulang.

Tempat cuci tangan di depan Kantor BRI dekat pasar Tabanan
Tempat cuci tangan di depan Kantor BRI dekat pasar Tabanan

Semoga dengan dilaksanakannya himbauan ini dapat menekan penyebaran wabah corona yang sampai saat ini belum ditemukan vaksinnya. Dengan tetap membatasi diri keluar rumah, belajar dan bekerja dari rumah selain bisa memutus penyebaran wabah juga mendekatkan kita dengan keluarga. Semoga wabah ini segera berlalu.

Tabanan Bali, 27 Maret 2020

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun