Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengintip Cara Berutang dan Melunasi "Cerdas" ala Pekerja Kapal Pesiar

31 Juli 2019   15:09 Diperbarui: 31 Juli 2019   15:38 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kelulusan saya sering bertanya kepada anak didik saya, tentang rencana mereka melanjutkan sekolah. Walaupun di daerah saya mengajar adalah daerah industri kerajinan berbahan tanah liat, rata-rata dari mereka kurang berminat menggali ilmu mengenai kerajinan ini, dengan menimba ilmu di sekolah kejuruan khusus seni keramik yang ada di Sukawati maupun di Singaraja. Serta jarang juga yang memilih ke SMA.

Mereka lebih memilih melanjutkan ke SMK Pariwisata, dengan alasan agar segera dapat bekerja di hotel, villa, restoran dan penunjang pariwisata lain yang sangat banyak di Bali. Dan ada juga yang bertujuan setelah lulus SMK akan melanjutkan ke Sekolah Kapal Pesiar yang biasanya langsung akan menyalurkan mereka bekerja ke kapal pesiar di seluruh dunia.

Menurut salah satu kerabat yang bergabung di kapal pesiar, bekerja di kapal pesiar adalah tergantung tekad bisa dibilang gampang-gampang susah, selain tekad dan mengantongi ijasah yang menyatakan seseorang layak bekerja di kapal dan tentu saja tersedianya biaya. Tapi yang jelas semua biaya yang akan dikeluarkan nanti pasti akan kembali dalam kurun waktu yang tidak lama sekurang-kurangnya 4 bulan modal, dan selanjutnya gaji dapat dinikmati sendiri.

Karena hal tersebutlah banyak anak muda di Bali yang kemudian berminat melanjutkan ke sekolah kapal pesiar. Di Bali sangat mudah menemukan sekolah seperti ini, bahkan biasanya SMK satu yayasan dengan Sekolah Kapal Pesiar, sehingga anak-anak yang lulus SMK tidak susah payah mendaftar lagi, sudah bisa langsung masuk disana. Keberadaan sekolah ini menjamur, bahkan salah satu teman saya, karena padatnya jadwal mengajar di Sekolah Kapal Pesiar, pagi dia mengajar Tabanan dan sore langsung mengajar di Denpasar.

Kembali ke kerabat saya yang bekerja di kapal pesiar, awal mula bekerja, untuk mengurus segala dokumen ia dan bahkan sebagian besar temannya memang meminjam uang di Bank. Dan ia bertekad gajinya dalam bentuk dollar, akan digunakan untuk melunasi hutang tersebut. Gaji terendah berkisar 8 juta dan ada yang mencapai puluhan juta rupiah tergantung posisi dan jenis kapal pesiar.

Selain itu dia juga memperhitungkan uang yang akan dipakai ketika nanti berlibur. Bekerja di kapal pesiar menggunakan sistem kontrak selama 7 sampai 9 bulan dan libur selama kurang lebih 2 bulan. Selama berlibur jelas ia tidak akan mendapat gaji. Dengan menyediakan uang cadangan, selama liburan ia akan tetap dapat menghidupi diri atau keluarganya.

Untuk dapat meraih kesuksesan pasti ada suka dan ada duka. Sukanya, pekerja kapal pesiar dapat berkeliling dunia gratis, dan mendapat gaji tinggi,terlebih lagi ketika dollar telah ditukar rupiah, dan ada hal yang kurang menyenangkan yang akan dilalui, di kapal pesiar jam kerja dan beban kerja tinggi, jarang bertemu keluarga. Dan di saat merapat ke daratan, hal yang harus diperhatikan juga mereka harus berhati-hati menggunakan uang, misalnya untuk membeli - oleh untuk keluarga, karena harga barang di luar negeri tidak sama dengan di Indonesia.

Dengan pengaturan keuangan yang baik, banyak kerabat yang bekerja di kapal pesiar setelah utangnya terlunasi dapat membangun rumah, mengumpulkan biaya pernikahan, membeli kendaraan, dan ketika mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak,  rata-rata dari mereka terbilang berkecukupan. Ada juga yang memilih pensiun, karena sudah terkumpul cukup modal, membangun usaha di kampung halaman. 

Jadi dengan contoh pekerja kapal pesiar yang berutang tadi, tidak selamanya berutang itu salah, asalkan bisa melunasi dan tujuannya jelas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun