Desa Pejaten, Kecamatan, Kediri, Kabupaten Tabanan terletak di pesisir selatan pulau Bali. Untuk mencapai desa ini dari Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat ditempuh sekitar 45 menit. Pejaten adalah desa sentra kerajinan gerabah, keramik dan genting terbesar di Bali.
Usaha kerajinan ini telah dirintis oleh para pendahulu mereka sejak tahun 1942, penduduk desa mulai membuat genting dan gerabah yang digunakan sebagai alat memasak dan perlengkapan dalam ritual keagamaan (Hindu) secara tradisional.
Zaman dahulu, penduduk desa Pejaten menjual produknya dengan cara barter, mereka akan berjalan sejak pagi hari menuju desa yang kehidupannya di topang oleh sektor pertanian. Sesampainya di sana, barang kerajinan akan ditukar dengan beras, ubi, sayuran dan bahan pangan lainnya.
Seiring kemajuan teknologi, kerajinan ini pun digantikan dengan produk berbahan aluminium dan plastik. Namun hal itu tidak menyurutkan tekat perajin Pejaten. Generasi muda kemudian membuat beberapa gebrakan baru seperti beralih membuat genting press, bata press dan terakota. Bahkan ada pula yang membuat keramik modern yang sama-sama berbahan dasar tanah liat.
Generasi milenial tidak tinggal diam, melihat usaha gerabah  milik si Mbah sepi pesanan membuat mereka mencoba inovasi-inovasi baru dengan menciptakan bentuk gerabah baru, yang terinspirasi dari gerabah milik si mbah tersebut.
Contohnya bata atau terakota biasa, diberi sentuhan seni dengan mengubahnya menjadi terakota dengan berbagai motif dan ukiran. Misalnya relief pewayangan, berbagai motif dan ukiran bunga serta banyak lagi bentuk lainnya.Â
Bahkan sentra kerajinan Pejaten dapat menyerap tenaga kerja tidak hanya dari Desa sendiri, bahkan dari wilayah lain di Bali, dan sebagai pekerja terbanyak berasal dari wilayah Jawa Timur dan Lombok, mereka berbaur menjadi satu. Maka tidak heran di desa ini, penduduk sudah terbiasa menggunakan bahasa Jawa, Madura, maupun Sasak selain bahasa Bali dan Bahasa Indonesia.
Jika masa lalu penduduk Desa melakukan barter untuk bertahan hidup kini dengan adanya internet tidak ada batas untuk menembus seluruh dunia. Gerabah warisan si Mbah menjelajah semua benua.Â