Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Money

Cara Milenial Desa Pejaten-Bali Meraup Untung dari Usaha Gerabah Tradisional Milik " Si Mbah"

19 Juli 2019   15:23 Diperbarui: 19 Juli 2019   16:12 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perajin Gerabah Pejaten. Sumber: bppt.btikk.go.id

Desa Pejaten, Kecamatan, Kediri, Kabupaten Tabanan terletak di pesisir selatan pulau Bali. Untuk mencapai desa ini dari Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat ditempuh sekitar 45 menit. Pejaten adalah desa sentra kerajinan gerabah, keramik dan genting terbesar di Bali.

Usaha kerajinan ini telah dirintis oleh para pendahulu mereka sejak tahun 1942, penduduk desa mulai membuat genting dan gerabah yang digunakan sebagai alat memasak dan perlengkapan dalam ritual keagamaan (Hindu) secara tradisional.

Zaman dahulu, penduduk desa Pejaten menjual produknya dengan cara barter, mereka akan berjalan sejak pagi hari menuju desa yang kehidupannya di topang oleh sektor pertanian. Sesampainya di sana, barang kerajinan akan ditukar dengan beras, ubi, sayuran dan bahan pangan lainnya.

Seiring kemajuan teknologi, kerajinan ini pun digantikan dengan produk berbahan aluminium dan plastik. Namun hal itu tidak menyurutkan tekat perajin Pejaten. Generasi muda kemudian membuat beberapa gebrakan baru seperti beralih membuat genting press, bata press dan terakota. Bahkan ada pula yang membuat keramik modern yang sama-sama berbahan dasar tanah liat.

Generasi milenial tidak tinggal diam, melihat usaha gerabah  milik si Mbah sepi pesanan membuat mereka mencoba inovasi-inovasi baru dengan menciptakan bentuk gerabah baru, yang terinspirasi dari gerabah milik si mbah tersebut.

Bata, dibuat menjadi terakota dengan berbagai motif. Sumber :https://instagram.com/tantericeramicandtile
Bata, dibuat menjadi terakota dengan berbagai motif. Sumber :https://instagram.com/tantericeramicandtile

Contohnya bata atau terakota biasa, diberi sentuhan seni dengan mengubahnya menjadi terakota dengan berbagai motif dan ukiran. Misalnya relief pewayangan, berbagai motif dan ukiran bunga serta banyak lagi bentuk lainnya. 

https://instagram.com/tantericeramicandtile
https://instagram.com/tantericeramicandtile
Perajin milenial juga menjual kerajinan mereka di media sosial, dan web. Selain itu mereka juga aktif mengikuti pameran baik di Bali maupun luar Bali serta menjadi sponsor acara televisi misalnya "Master Chef". Selain itu di daerah Pejaten juga di bangun sebuah Museum Keramik yaitu Museum Tanteri yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung serta dapat belajar sejarah perkembangan gerabah dari zaman dahulu. Selain itu wisatawan juga dapat melihat secara langsung pembuatan gerabah di desa ini. Tentu saja diharapkan membeli oleh-oleh gerabah di perajin.

Keramik yang dipakai di acara Master Chef sumber: https://instagram.com/tanteribali
Keramik yang dipakai di acara Master Chef sumber: https://instagram.com/tanteribali
Itulah beberapa hal yang dilakukan milenial desa Pejaten untuk tetap mempertahankan kerajinan gerabah milik leluhur mereka. Jika mereka tetap membuat produk lama (alat memasak)  tanpa melakukan berbagai inovasi, mungkin saja produk-produk mereka tidak laku dipasaran karena kalah dengan produk aluminium dan plastik. Dengan membuat produk-produk baru dengan sentuhan seni membuat kerajinan gerabah tetap eksis.

Bahkan sentra kerajinan Pejaten dapat menyerap tenaga kerja tidak hanya dari Desa sendiri, bahkan dari wilayah lain di Bali, dan sebagai pekerja terbanyak berasal dari wilayah Jawa Timur dan Lombok, mereka berbaur menjadi satu. Maka tidak heran di desa ini, penduduk sudah terbiasa menggunakan bahasa Jawa, Madura, maupun Sasak selain bahasa Bali dan Bahasa Indonesia.

Jika masa lalu penduduk Desa melakukan barter untuk bertahan hidup kini dengan adanya internet tidak ada batas untuk menembus seluruh dunia. Gerabah warisan si Mbah menjelajah semua benua. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun