Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman saat Alami Kehamilan Kosong (Blighted Ovum)

22 Mei 2019   16:03 Diperbarui: 23 April 2021   14:44 17367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil USG pertama saat alami kehamilan kosong | Dokpri

Tapi karena dokter menyarankan untuk kontrol dua minggu berikutnya saya masih berharap ada perkembangan.

Namun belum 2 minggu, saya mengalami mual muntah hebat sampai tidak bisa berdiri, muka pucat dan pusing, saya rasa ngidam kali ini sangat berat dibandingkan kehamilan sebelumnya, akhirnya saya masuk UGD untuk mendapatkan penanganan.

Malam tanggal 12 Mei, dokter UGD menyarankan opname jika saya setelah diberi obat belum juga bisa makan dan minum setelah 2 hari. Setelah itu muncul flek kecoklatan, yang membuat saya tambah panik dan stress.

Lalu pada tanggal 14 Mei saya datang ke Rumah sakit tempat dokter Nuada praktik, dengan rujukan BPJS karena saya mengalami flek.

Saat itu dokter masih menyarankan untuk bedrest menunggu, kemungkinan ada janin yang akan terlihat dan berkembang.

Namun saya sudah dinyatakan Suspect Blighted Ovum atau mengalami kehamilan kosong.

USG terakhir saat dinyatakan B.O | dokpri
USG terakhir saat dinyatakan B.O | dokpri
Pada hari selasa tanggal 21 Mei, saya kembali kontrol bersama suami dan anak kedua, saat itu dengan rasa deg-degan menunggu hasil USG dokter.

Dan ternyata benar, saya mengalami kehamilan kosong (Blighted Ovum), dimana telur yang telah dibuahi tidak mengalami perkembangan, kantong kehamilan tampak kosong.

Kata dokter, hal ini terjadi mungkin karena sel telur atau sperma yang kurang bagus, atau mungkin juga karena berbagai faktor lain seperti ada infeksi virus, bakteri atau lainnya.

Akhirnya dokter menyarankan untuk melakukan kuret, dan menentukan jadwal kesiapan saya untuk melakukan kuret tersebut, tapi setelah berkonsultasi dengan suami, kami mau hari itu juga langsung dilakukan tindakan agar tidak terjadi hal-hal yang lebih berbahaya lagi, misalnya pendarahan karena keguguran spontan saat tubuh menyadari janin tidak berkembang.

Sore itu saya dikuret dengan tanggungan BPJS dengan bius lokal, terus terang, saya sangat ngeri membayangkan bius total, karena harus tidak sadarkan diri selama berjam-jam oleh karena itu bersikeras memilih bius lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun