Mohon tunggu...
Wisri Atuti
Wisri Atuti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA di SMP Negeri 120 Jakarta, Suka menulis dan senang mempelajari hal - hal yang baru untuk menambah wawasan dan diagikan kepada peserta didik /teman sejawat

Wisri Atuti, lahir di Jakarta 53 tahun lalu. Mengajar di SMP Negeri 120 Jakarta Utara.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajah Baduy Luar: Belajar Kesederhanaan dan Berteman dengan Alam

28 Desember 2022   12:20 Diperbarui: 28 Desember 2022   15:05 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengunjungi Kampung Adat Baduy Luar, merupakan impian saya yang suka "ngebolang". Alhamdulillah, perjalanan ke Baduy Luar bisa dilakukan pada liburan kali ini. Bersama dua adik dan seorang anak, kami melakukan perjalanan ke Baduy yang eksotis.

Kami memulai perjalanan dari kota Tangerang, sekitar pukul tujuh pagi. Gerimis menemani perjalanan kami. Masuk tol dari Kebon Nanas dan keluar di exit tol Rangkas Bitung. Setelah keluar tol, kami mengikuti petunjuk jalan menuju Wisata Baduy. Tujuan kami adalah Terminal Ciboleger. Ciboleger merupakan sebuah kampung yang berbatasan dengan kampung Baduy Luar. 

Terminal Ciboleger/dokpri
Terminal Ciboleger/dokpri

Terminal Ciboleger malam hari/Foto: Ichsan
Terminal Ciboleger malam hari/Foto: Ichsan

Disana sudah ada Aa Arif yang akan menemani kami menyelusuri perkampungan suku Baduy Luar. Sampai di Ciboleger waktu menunjukkan pukul sebelas. Sebelum sampai Ciboleger, kami mampir di sebuah mesjid yang terbuat dari kayu yang dinamakan Mesjid At-Taubah. Mesjid yang bagus, namun sayang beberapa sarana kurang mendukung. Saat kami berkunjung, air tidak mengalir, hanya tersedia di torn. Dari area mesjid, kita bisa menikmati pemandangan pegunungan Kendeng, tempat perkampungan suku Baduy berada.

Mesjid At Taubah/dokpri
Mesjid At Taubah/dokpri

Pegunungan Kendeng dilihat dari dalam mesjid/dokpri
Pegunungan Kendeng dilihat dari dalam mesjid/dokpri

Di Terminal Ciboleger, saya sempatkan masuk sebuah warung. Disitu ada beberapa anak suku Baduy Dalam dengan ciri berbaju putih dan memakai ikat kepala putih, sedang duduk-duduk berdesakan disatu bangku.

"Bade Kamana?", tanya saya membuka percakapan dengan bahasa sunda minimal.

"Bade ulin", salah satu anak menjawab tanpa ekspresi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun