Mohon tunggu...
Yuyus Wisnurat
Yuyus Wisnurat Mohon Tunggu... Guru - Teacher and blogger

Yuk beli kue pukis. Pulangnya beli terasi. Yuk kita nulis. Supaya sehat bernarasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kakak Vs Adik

30 November 2017   04:34 Diperbarui: 1 Desember 2017   06:09 2209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kakak vs adik | Sumber gambar: i.pinimg.com

Memiliki tiga anak yang tidak terpaut jauh usianya banyak sekali kejadian percekcokan antara ketiganya. Terkadang masalah timbul dari si kakak tapi terkadang juga si adik yang selalu manja.

Setelah mendapat share parenting dari grup komunitas Orang Tua Siswa Hijatul Fath, ternyata pembiasaan yang saya lakukan dan mungkin umumnya para orang tua lakukan belumlah tepat. 

Berikut yang disampaikan Jayaning Hartami tentang berbagai situasi yang terjadi antara Kakak vs Adik :

SITUASI 1

Kakak pegang makanan/mainan. Adeknya minta, tapi gak dikasih. Adek nangis jejeritan.

Saat ku respon dengan memaksa Kakak untuk ngebagi makanan/mainannya. Dihembus hembus dengan omelan, "Bagi adeknya dong, Kaak.. jangan pelit!"

ternyata membuat si Kakak mau berbagi makanan/mainan. Dengan terpaksa, tentunya. Adek berhenti nangis. Suasana rumah kembali tentram.

Tapi apa yang dirasakan anak? Si Kakak belajar bahwa jadi kakak itu rasanya menyebalkan. Dan adek belajar bahwa ia bisa dapetin segala sesuatu cukup dengan nangis jejeritan.

Ternyata, saat di lain hari ku pilih untuk membiarkan Kakak mempertahankan makanan/mainan yang ia punya. Sembari menghibur adek dengan bilang, "Maaf ya Deek.. Kakaknya belum mau berbagi. Kakak baik kok, sayang sama adek. Tapi sekarang belum mau berbagi.."

Si Kakak yang dibiarkan mempertahankan miliknya, diam diam ngeliatin adek nangis dan jadi gak tega. Pelan pelan dia sodorin makanan/mainan yang dia punya sambil bilang, "Adek mau? Kita makan/main sama sama yaa.."

SITUASI 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun