Mohon tunggu...
Wisnu DwiPrayoga
Wisnu DwiPrayoga Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

“Hidup tak akan menjadi beban jika kau bisa menjalaninya dengan ikhlas".

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Latihan Literasi sebagai Bentuk Kebutuhan Belajar

20 September 2022   21:24 Diperbarui: 20 September 2022   21:37 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Penting untuk memahami perbedaan antara pembelajaran dan latihan. Sudah tentu keduanya saling terkait, merupakan aspek khusus dari setiap proses pendidikan. Pelatihan adalah pemberian informasi dan pengetahuan, melalui ucapan, kata-kata tertulis, atau metoda demontrasi lainnya dengan cara memberi intruksi kepada peserta pelatihan. Belajar adalah proses menyerap informasi untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan dan memanfaatkannya dalam berbagai konteks. Apapun tujuannya, kualitas pembelajaran akan sangat bergantung pada kualitas pelatihan, Sehingga peran pelatih sangat penting karena memiliki dampak yang sangat besar pada hasil bagi peserta. pembelajaran adalah proses menyerap informasi dan mempertahankannya dengan tujuan meningkatkan keterampilan dan kemampuan untuk mencapai tujuan, tetapi lebih dari itu.

Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang memengaruhi tercapainaya tujuan pembelajaran, di antaranya: pendidik, peserta didik, lingkungan, metode/teknik, serta media pembelajaran. Pada kenyataannya di masa new normal life setelah adanya pandemi yang menjadi salah satu penghambat aktivitas belajar mengajar menimbulkan rendahnya budaya literasi bagi pelajar yang bisa kita sebut sebagai krisis literasi. Budaya Literasi merupakan suatu pengembangan untuk meningkatkan siswa di dalam bidang pengetahuan. Untuk mengembangkan budaya literasi ini dibutuhkan seorang guru, orang tua, dan juga pemerintah, agar program ini mampu terlaksana dengan baik. Program tersebut berupa pelatihan untuk membiasakan pelajar membaca selama 15 menit sebelum memulai pelajaran. Masalah ini harus mampu ditangani beriringan dengan dampak dari pandemik yaitu adanya Learning loss yang mengakibatkan program tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik. Seorang pendidik harus memiliki tantangan dalam perkembangan peradaban, hal ini untuk mencetak generasi yang unggul dan siap dalam menghadapi persaingan global. Membaca merupakan suatu kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan dalam proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengembangakan proses pertumbuhan intelektual. Kualitas hidup seseorang bisa dilihat dari bagaimana seseorang tersebut mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pengembangan potensi tersebut bisa dilakukan dengan membaca. Banyak hal akan didaptkan seseorang ketika membaca, diantara yaitu menambah pengetahuannya, mampu mengambil suatu keputusan, mampu menganalisa suatu permasalahn yang terjadi. Dalam proses belajar seorang peserta didik harus memahami bahwa kunci ilmu adalah membaca.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya mencari cara untuk menumbuhkan budaya literasi pada peserta didik. Pemerintah telah membangun program Gerakan Litersi Sekolah (GSL). Dalam program ini terdapat tiga tahapan yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan juga tahap pembelajaran. Di Bali juga sudah menerapkan kebiasaan seperti di Jepang yaitu membaca 15 menit sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Dari budaya literasi ini pemerintah mengharapkan banyak hal yang akan berdampak pada pengembangan ddlam bidang pengetahuan. Jika budaya literasi mulai diterapkan sedari sekolah dasar maka literasi akan menjadi kebutuhan bukan lagi tuntutan (Primayana, 2016)

Dalam pelaksanaan pembelajaran literasi pada siswa, guru perlu mengetahui karakteristik masing-masing siswa, sebab, siswa meliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan-perbedaan individual terdapat dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Maka dari itu guru harus memiliki ketrampilan dalam mengajarnya. Upaya Peningkatan Budaya Literasi sangat penting untuk meningkatkan minat baca peserta didik. Namun upaya tersebut tidak mudah dilakukan, masih banyak kendala ataupun hambatan baik dari peserta didik, guru, sekolah, maupun pemeritah.

Pada kegiatan literasi bisa dikembangkan melalui tiga komponen yaitu fokus kegiatan membaca, kegiatan membaca dalam pembelajaran, dan penilaian akademik. Untuk mengembangkan budaya literasi membaca guru bisa memanfaatkan perpustakaan atau media lainnya. Guru bisa mengajak siswa untuk berkunjung ke perpustakaan minimal 1 minggu sekali. Guru dapat meminta siswa untuk mebuat sebuah cerita dari hasil membaca para siwa. Disamping itu guru bisa menerapkan kegiatan membaca dengan waktu 15 menit sebelum memulai pelajaran. Hal-hal tersebut sebagai implementasi dari adanya kegiatan belajar, pembelajaran dan latihan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun