Mohon tunggu...
Wisnu Arya Putra
Wisnu Arya Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konst. Humas di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung program studi Ilmu Komunikasi Konst. Humas dengan passion besar untuk berkarier di bidang entertainment. Senang berkegiatan sosial, menonton film, dan olahraga. Tertarik pada topik tentang teknologi, politik, ekonomi, dll.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Blusukan Sebagai Strategi Komunikasi Politik Masa Kini

20 Juni 2022   19:04 Diperbarui: 24 Juni 2022   14:24 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak tumbangnya orde baru, demokrasi di Indonesia sangat berkembang baik. Semua kegiatan dalam memilih pemimpin dilakukan secara demokratis atau menggunakan sistem pemilihan umum secara langsung. Rakyat berperan secara langsung dalam melakukan pemilihan, bukan lagi elit politik tertentu yang berkuasa di parlemen seperti pada masa orde baru. 

Bentuk pemilihan langsung tersebut mulai dari pemilihan umum berskala kecil yaitu kepala desa sampai pemilihan umum berskala besar yaitu presiden. Bahkan calon anggota legislatif pun dipilih berdasarkan suara terbanyak yang diperoleh oleh masing-masing kandidat. Semua kandidat berupaya untuk mendapatkan banyak suara, salah satu caranya dengan melakukan komunikasi politik.

Komunikasi politik merupakan setiap penyampaian pesan yang disusun secara sengaja dengan niat mempengaruhi atau mendapatkan pengaruh atas penggunaan power di dalam masyarakat dan terjadi dalam suatu sistem politik. 

Tujuan komunikasi politik adalah bagaimana mempopulerkan diri/mengenalkan diri melalui visi, misi, serta program-program kerja kepada masyarakat bahwa calon tersebut layak untuk dipilih menjadi pemimpin. 

Beragam model komunikasi politik di Indonesia antaralain melalui pendekatan langsung kepada masyarakat, atau sering disebut blusukan. Blusukan masih sering dipakai oleh para pemimpin atau calon pemimpin untuk mencapai tujuan tertentu.

Blusukan berasal dari kata blusuk dan blesek. Dalam bahasa Jawa blusuk dan blesek mempunyai arti masuk. Kalau orang menulis kalimat berbunyi “Diblusukake” atau “Diblesekake ing lendhutan”, maka berarti orang itu dimasukkan ke dalam lumpur. 

Bila orang mengatakan bahwa perjalanannya keblusuk-blusuk, itu berarti bahwa orang itu dalam perjalanan sampai masuk ke tempat-tempat yang tidak dia kenal dalam rangka usaha mencapai tempat yang mau dituju atau bahkan sekedar tanpa tempat tertentu yang mau dituju.

Blusukan viral pada saat Presiden Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu beliau sering blusukan atau turun langsung kelapangan untuk memantau serta mendengarkan langsung keluhan-keluhan dari masyarakat.

Ganjar Pranowo berbincang dengan pedagang mengenai bantuan tunai yang diberikan oleh Presiden Jokowi di Pasar Hardjodaksino (Fristin Intan/Kompas.com)
Ganjar Pranowo berbincang dengan pedagang mengenai bantuan tunai yang diberikan oleh Presiden Jokowi di Pasar Hardjodaksino (Fristin Intan/Kompas.com)

Semakin dekat dengan pilpres 2024 beberapa pemimpin atau calon pemimpin mulai terlihat melakukan blusukan sebagai strategi politiknya. Salah satunya Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah ini terlihat melanjutkan gaya blusukan seperti Jokowi ke masyarakat menengah ke bawah terutama di daerah Jawa. Ganjar juga mendapatkan dukungan dari Jokowi untuk maju pada pilpres 2024. Beberapa kali Ganjar terlihat menemai Jokowi blusukan ke beberapa tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun