Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi Keummatan Vs Koalisi Kerakyatan

13 Juni 2018   20:07 Diperbarui: 13 Juni 2018   20:20 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun sebelumnya dukungan datang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan perolehan suara 8.480.204 atau 9,04%. Kemudian Partai Kebangkitan Bangsa, 11,298.957 atau 9,04 % dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan perolehan suara 9.481.621 atau 7,59%, sementara Partai Demokrat dengan perolehan suara 12.728.913 atau 10,19% belum menentukan sikap.

Akan tetapi ketiga Partai Politik ini, PKS, PKB dan PAN, walau menyatakan sikap mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pilres 2019, ketiga Partai tersebut mengajukan persaratan, bahwa calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo berasal dari ketiga Partai tersebut. Disinilah letak permasalahannya yang membuat Prabowo menjadi gamang.

Dengan situasi lobi-lobi yang tarik ulur, Partai Demokrat memberikan sinyal, bahwa Partai besutan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan merapat kepada Gerindra. Ditengah jalinan lobi berjalan, Prabowo, Amin Rais dan petinggi Partai PKS, dengan dalih berangkat Umroh ketanah Suci Makkah dan bertemu dengan Habib Riziekq Shihab, yang saat ini sedang berada di tanah suci untuk menghindari beberapa proses hukum yang menjerat imam Besar Fron Pembela Islam (FPI) itu.

Pertemuan antara Prabowo, Amin Rais dan petinggi Partai PKS itu, semula untuk meminta restu dari Habib atas pencalonan Prabowo Subianto menjadi calon Presiden pada Pilpres 2019. Dalam pertemuan di tanah suci Makkah itu, Habib menyarankan agar Koalisi Gerindra, PKB PKS dan PAN membentuk koalisi keummatan. Yang anehnya saran dari Habib Riziekq diterima oleh keempat Partai politik itu.

Partai Demokrat yang semula ingin merapat, kembali memberi jarak dengan Gerindra. Adapun alasan menjauhnya Partai Demokrat dari Partai Gerindra, dikabarkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono enggan berada dibawah ketiak Habib Rizieq. Partai Demokrat nampaknya tidak ingin berada dibawah perintah Habib Rizieq.

Lalu secara diam diam Partai Demokrat menyusun kekuatannya, dan akan membentuk Koalisi Kerakyatan. Koalisi Kerakyatan ini akan mengusung Jusuf Kalla (JK) yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Presiden Jokowi. JK akan dipasangkan dengan  Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)sebagai Wakil Presiden.

Kegamangan Prabowo kini semakin besar, setelah Partai Demokrat akan membentuk Koalisi Kerakyatan dengan mencalonkan JK dan AHY. Ditambah lagi manuver politik yang dilakukan oleh PAN dengan mencalonkan Amien Rais sebagai calon Presiden. Walaupun antara Partai Demokrat dan PAN harus berkoalisi untuk mencalonkan jagoannya. Karena tampa koalisi kedua Partai ini tidak dapat untuk mencalonkan jagoannya karena terhalang persaratan.

Begitu juga dengan Partai Gerindra, yang juga harus mencari koalisinya untuk mencalonkan Prabowo Subianto menjadi calon Presiden pada Pilpres 2019. Karena jumlah kursi Partai gerindra diparlemen tidak memenuhi PT. sekalipun PKS berada didalam kelompok Partai Gerindra.

Koalisi Yang Rapuh :

Sebenarnya, koalisi yang dibangun oleh Partai Gerindra atas usulan Habib Riziekq, adalah merupakan koalisi yang rapuh. Karena sulit bagi Partai Gerindra untuk menarik Partai Politik yang lainnya untuk bergabung dengan Gerindra di Koalisi Keummatan.

Berbeda dengan Koalisi Kerakyatan yang akan dibangun oleh Partai Demokrat, koalisi ini lebih kuat dari koalisi keummatan, yang sarat dengan faham keagamaan, yang menurut beberapa pihak rentan terhadap perpecahan ummad. Sementara koalisi kerakyatan lebih kental dengan paham nasionalnya, dan dapat diterima oleh semua pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun